Hari minggu kemarin, 21 Desember 2014, saya dan akh Rasyid menghadiri suatu acara yang sangat keren. dialog keagamaan Islam - Kristen di SD Muhammadiyah Karangkajen Yogyakarta. acara dialog tersebut diadakan oleh Mualaf Center Yogyakarta, dengan pembicara antara lain dari perwakilan islam adalah bapak M. Ali Yasir (Mualaf Center Yogyakarta), dari perwakilan kristen bapak Edi Lamhot Evangelis (Gereja Bethel Aletheia), dan moderator dari Mualaf Center juga, ehm, saya lupa namanya.
di pembukaan acara, moderator menyampaikan aturan-aturan dalam dialog, antara lain, tidak boleh rusuh, tidak boleh keluar kata-kata kasar dari pembicara maupun penonton, dilarang merokok. acara dialog dibuka dengan pemaparan dari pak Edi mengenai keturunan-keturunan Abraham.
di awal pak Edi sudah menyampaikan akan membagi porsi pembicaraannya 70 % sejarah : 20% keimanan (agama) : 10% gagasan beliau sendiri. pemaparan beliau kalau boleh dibilang sangat menarik, enerjik dan mengesankan. beliau tidak langsung menyampaikan kenapa mereka (orang-orang kristen) tidak mengakui status kenabian Rasulullah Muhammad Saw.
"jadi, empat ribu tahun yang lalu atau kira-kira dua ribu tahun sebelum masehi, di daerah Mesopotamia sana, Abraham tinggal. sekarang nama daerahnya Irak. Abraham tinggal bersama istrinya Sarah, tapi sampai tua dia belum diberi keturunan, karena Sarah mandul. tapi, sesembahan Abraham menjanjikan kepada Abraham bahwa dia nanti akan diberi keturunan. seiring berjalannya waktu, Sarah tidak sabar, akhirnya dia menyuruh suaminya, Abraham untuk menikah lagi dengan Hagar. Hagar ini adalah budak Abraham dari mesir. nah pernikahan dengan Hagar inilah yang kemudian memberikan Abraham keturunan yaitu Ishmael. tapi tak lama setelah itu, Sarah hamil. tentu saja ini hal yang luar biasa, bagaimana seorang wanita yang mandul bisa hamil. anak dari Sarah inilah Isaac." pak Edi menjelaskan dengan berapi-api.
"nah, dari Isaac ini, lahirlah banyak nabi-nabi yang meneruskan firman dari sesembahan Abraham. banyak sekali nabi-nabi yang meneruskan firman sesembahan Abraham tersebut yang antara lain kita kenal Jacob, Yusuf, Solomon, dan lain-lain lah sampai Isa, tapi dari Ishmael ini terputus generasi nubuwah, hingga 2700 tahun terlahirlah nabi umat Muslim yaitu Muhammad saw." tambah pak Edi
pak Edi banyak menampilkan gambar-gambar, mulai dari silsilah Abraham, peta dunia hingga gambar-gambar berhala (sesembahan) bangsa-bangsa lain selain rakyat Abraham di jaman dahulu, cukup mengesankan, pak Edi juga bisa tahu istilah taklid dan fasih mengucap "alhamdulillah". menurut pak Edi, sebagai orang beragama itu jangan hanya dogmatis percaya begitu saja perkataan para pemuka-pemuka agama. beragama itu harus kita cari sendiri, melalui bukti-bukti sejarah, bukti ilmiah. "jangan taklid" begitu kata pak Edi.
menurut pemaparan pak Edi, jika generasi penerus penerima firman sesembahan Abraham kebanyakan dari garis keturunan Isaac, sedangkan dari garis keturunan Ishmael tidak ada sampai dua milenium berlalu, itu pun bukan dari bangsa yang sama dengan Abraham. menurut pak Edi, Abraham tidak pernah menapakkan kaki di Mekah. tentu saja pernyataan ini membuat penonton, terutama akhwat dan ummahat di belakang langsung berang.
tapi di sisi lain, narasumber dari islam justru pemaparannya gak meyakinkan. terkesan lemas dan loyo -mungkin karena faktor usia- jadinya ketika pemaparan oleh beliau justru penonton pada ngantuk, sedangkan pemaparan dari pak Edi pada semangat. padahal penontonnya islam semua. ya mungkin karena semangat pengen bantah dan nyalahin!
menurut saya, "dialog" ini tidaklah berimbang. why, kenapa.. karena, moderatornya berat sebelah. namanya moderator harusnya ya moderat, tengah-tengah bukan malah memihak salah satu -dalam hal ini pihak islam. kalau saya jadi pak Edi, mungkin sudah nyelonong saja keluar kalau penontonnya ricuh gitu, ya walaupun gak gagah juga, dan terkesan mutungan. hehehe
dari penonton juga getol banget pengen bantah argumen-argumen dari pak Edi. hey, ini kan dialog, bukan debat! harusnya kalau ada acara dialog dialog semacam ini, kita lebih open-minded lah dengan pembicaranya. meng-iya-kan ucapan pendeta bukan berarti mengimaninya kan. lagipula kalau tujuan kita semata hanya untuk mendebatnya dan membantah argumen-argumennya, justru kita gak dapat ilmunya, minimal sejarah lah. kita kan paling gak jadi tau kenapa mereka menolak nubuwah Muhammad. nah kalau pada close-minded dan ngeyelan gitu justru kesannya di mata mereka, kita ini umat yang ngotot dalam islamisasi. duh duh, apalagi di akhir diskusi salah satu penonton di sesi tanya jawab meneriakkan. "lakum diinukum waliya diin. untukmu agama musyrikmu, dan untukku agama tauhidku."
just my opinion.
tabik.
"nah, dari Isaac ini, lahirlah banyak nabi-nabi yang meneruskan firman dari sesembahan Abraham. banyak sekali nabi-nabi yang meneruskan firman sesembahan Abraham tersebut yang antara lain kita kenal Jacob, Yusuf, Solomon, dan lain-lain lah sampai Isa, tapi dari Ishmael ini terputus generasi nubuwah, hingga 2700 tahun terlahirlah nabi umat Muslim yaitu Muhammad saw." tambah pak Edi
pak Edi banyak menampilkan gambar-gambar, mulai dari silsilah Abraham, peta dunia hingga gambar-gambar berhala (sesembahan) bangsa-bangsa lain selain rakyat Abraham di jaman dahulu, cukup mengesankan, pak Edi juga bisa tahu istilah taklid dan fasih mengucap "alhamdulillah". menurut pak Edi, sebagai orang beragama itu jangan hanya dogmatis percaya begitu saja perkataan para pemuka-pemuka agama. beragama itu harus kita cari sendiri, melalui bukti-bukti sejarah, bukti ilmiah. "jangan taklid" begitu kata pak Edi.
menurut pemaparan pak Edi, jika generasi penerus penerima firman sesembahan Abraham kebanyakan dari garis keturunan Isaac, sedangkan dari garis keturunan Ishmael tidak ada sampai dua milenium berlalu, itu pun bukan dari bangsa yang sama dengan Abraham. menurut pak Edi, Abraham tidak pernah menapakkan kaki di Mekah. tentu saja pernyataan ini membuat penonton, terutama akhwat dan ummahat di belakang langsung berang.
tapi di sisi lain, narasumber dari islam justru pemaparannya gak meyakinkan. terkesan lemas dan loyo -mungkin karena faktor usia- jadinya ketika pemaparan oleh beliau justru penonton pada ngantuk, sedangkan pemaparan dari pak Edi pada semangat. padahal penontonnya islam semua. ya mungkin karena semangat pengen bantah dan nyalahin!
menurut saya, "dialog" ini tidaklah berimbang. why, kenapa.. karena, moderatornya berat sebelah. namanya moderator harusnya ya moderat, tengah-tengah bukan malah memihak salah satu -dalam hal ini pihak islam. kalau saya jadi pak Edi, mungkin sudah nyelonong saja keluar kalau penontonnya ricuh gitu, ya walaupun gak gagah juga, dan terkesan mutungan. hehehe
dari penonton juga getol banget pengen bantah argumen-argumen dari pak Edi. hey, ini kan dialog, bukan debat! harusnya kalau ada acara dialog dialog semacam ini, kita lebih open-minded lah dengan pembicaranya. meng-iya-kan ucapan pendeta bukan berarti mengimaninya kan. lagipula kalau tujuan kita semata hanya untuk mendebatnya dan membantah argumen-argumennya, justru kita gak dapat ilmunya, minimal sejarah lah. kita kan paling gak jadi tau kenapa mereka menolak nubuwah Muhammad. nah kalau pada close-minded dan ngeyelan gitu justru kesannya di mata mereka, kita ini umat yang ngotot dalam islamisasi. duh duh, apalagi di akhir diskusi salah satu penonton di sesi tanya jawab meneriakkan. "lakum diinukum waliya diin. untukmu agama musyrikmu, dan untukku agama tauhidku."
just my opinion.
tabik.
sy edi lamhot mas
ReplyDeletewah terima kasih pak sudah berkunjung ke blog saya..
Deletewah terima kasih pak sudah berkunjung ke blog saya..
Deletemaaf ada salah tulis nama di situ.. hehe
DeleteSy pembicaranya waktu acara itu mas.ada link fb?
DeleteSaya suka open minded sang penulis. Salute. Jarang muslim punya pemikiran cerdas seperti anda.
ReplyDeleteSy ingin tanya mas,anda nyimpen video nya ga?soalnya mualaf centre jogja menahan tuh video,ga berani nenguploadnya
ReplyDeletewah maaf pak. sy cuman silent watcher, duduk diam di belakang.. hehe
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletetdk pak
Delete