"bro, besok sore ada waktu gak? jam 3an."
"wah, ada apa?"
"anterin ke stasiun yak?"
"insyaAllah."
percakapan semacam ini sering sekali kita jumpai bahkan kita alami sendiri sehari-hari. ketika kita hendak membuat janji, kata insyaAllah menjadi pamungkas yang umum diucapkan.
dalam bahasa arab, insyaAllah dituliskan ان شاءالله dan memiliki arti "jika Allah menghendaki". tetapi, justru banyak orang menyalahartikan insyaAllah sebagai "janji yang boleh dilanggar, karena kita kan gak bilang janji, tapi insyaAllah."
tentu saja ini salah kaprah. insyaAllah bukan bermakna seperti itu. orang beriman tentu percaya dengan ketetapan Allah kan, atau bahasa kerennya qadha dan qadar Allah. kita percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah diatur oleh-Nya, sehingga ada ungkapan "manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan." kalimat insyaAllah menunjukkan kemahakuasaan Allah, Dia lah yang menentukan apakah rencana kita harus terjadi atau tidak, kita tidak punya kuasa atas rencana kita sendiri. bahkan atas diri kita sendiri. sehingga ketika berjanji kita ucapkan insyaAllah. bukan berarti ungkapan insyaAllah itu untuk menyatakan sesuatu yang bisa kita ingkari. justru dengan ungkapan insyaAllah menyatakan janji kita kepada manusia dan kepada Allah.
tentang ungkapan insyaAllah ini, ada satu lagi yang belakangan dipermasalahkan, yaitu masalah transliterasi. bagaimana seharusnya lafad ان شاء الله dituliskan? seiring dengan beredarnya pula gambar ini di facebook, whatsapp, bbm, twitter, dll
itu sebenernya agak lebay sih. cuma masalah transliterasi gak perlu berlebihan menanggapinya seolah-olah penulisan kata insyaAllah itu lebih penting daripada masalah kelaparan di afrika atau masalah pencurian ikan di laut Indonesia. heleh.
tidak ada masalah dengan penulisan (transliterasi) kata ان شاء الله tersebut. ini cuma masalah perbedaan bahasa saja, tidak lebih dari itu. dalam ejaan yang disempurnakan (EYD), penulisan transliterasi untuk huruf ش adalah sy, sedangkan dalam bahasa Inggris (transliterasi internasional) ditulis sh. apa yang salah dengan hal itu. kita di Indonesia menuliskannya insyaAllah, di India (Zakir Naik orang India), pakistan, dan negara berbahasa Inggris lain menulisnya in sha Allah, di perancis orang menulisnya InchaAllah. tak ada yang salah. ini kalo gak percaya :
bukankah hakikat dari transliterasi adalah menuliskan kata atau kalimat dari bahasa lain dengan huruf latin? transliterasi itu hanyalah kesepakatan dan kebiasaan di negara atau tempat tertentu. orang Indonesia menganggap huruf ش paling pas ditulis dengan sy, orang Inggris sepakat menuliskan huruf ش sebagai sh, dst. sehingga tentu saja, kata atau kalimat dari bahasa asing itu tak akan sempurna jika ditransliterasikan (harus ditulis dalam aksara aslinya). dalam hal ini bahasa arab lho. maka kalau mau bener-bener sempurna dan gak salah, nulis sms lafad "insyaAllah"-nya nanti harus dalam huruf arab juga. dijamin gak akan salah! justru, kalau kita di Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia, sms ke teman yang berbahasa Indonesia pula, menuliskan in sha Allah itu justru salah kaprah. karena dalam transliterasi Indonesia, sh digunakan untuk huruf ص (lihat gambar di atas). artinya malah melenceng jauh. menurut google translate :
yang dimaksud dalam gambar Zakir Naik di atas adalah ketika kita menuliskan kata insyaAllah dalam bahasa arab.. harus ditulis ان شاء الله bukan انشاءالله. nah, kalau ini harus bener.
lagipula, bukankah pemaknaan kita dalam ungkapan insyaAllah itu lebih penting daripada sekadar bagaimana kita menuliskannya (dalam huruf latin)? guru saya di DH pun nulisnya biasa aja kalo sms, "iya insyaallah" bahkan tanpa huruf A kapital untuk tulisan Allah. mau kita nulisnya in sya Allah, In Shaa Allah, atau In Shaa Allaah, atau In Shaa Allooh sekalipun kalau kita memaknainya sebagai "janji yang boleh dilanggar" yaa sama aja bohong.
sebaliknya, kalau misalnya kita sudah paham bahwa tulisan "insyaallah" merujuk pada kata: ان شاء الله dalam bahasa arab dan kita memaknainya dengan benar, yaa justru itu lebih baik, dibanding dengan tulisan sok perfeksionis "In Shaa Allah" tapi salah memaknainya. sudahlah, saya kok jadi ikutan rempong.
wallahu'alam.
tidak ada masalah dengan penulisan (transliterasi) kata ان شاء الله tersebut. ini cuma masalah perbedaan bahasa saja, tidak lebih dari itu. dalam ejaan yang disempurnakan (EYD), penulisan transliterasi untuk huruf ش adalah sy, sedangkan dalam bahasa Inggris (transliterasi internasional) ditulis sh. apa yang salah dengan hal itu. kita di Indonesia menuliskannya insyaAllah, di India (Zakir Naik orang India), pakistan, dan negara berbahasa Inggris lain menulisnya in sha Allah, di perancis orang menulisnya InchaAllah. tak ada yang salah. ini kalo gak percaya :
transliterasi EYD |
yang ini transliterasi internasional (Inggris) |
bukankah hakikat dari transliterasi adalah menuliskan kata atau kalimat dari bahasa lain dengan huruf latin? transliterasi itu hanyalah kesepakatan dan kebiasaan di negara atau tempat tertentu. orang Indonesia menganggap huruf ش paling pas ditulis dengan sy, orang Inggris sepakat menuliskan huruf ش sebagai sh, dst. sehingga tentu saja, kata atau kalimat dari bahasa asing itu tak akan sempurna jika ditransliterasikan (harus ditulis dalam aksara aslinya). dalam hal ini bahasa arab lho. maka kalau mau bener-bener sempurna dan gak salah, nulis sms lafad "insyaAllah"-nya nanti harus dalam huruf arab juga. dijamin gak akan salah! justru, kalau kita di Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia, sms ke teman yang berbahasa Indonesia pula, menuliskan in sha Allah itu justru salah kaprah. karena dalam transliterasi Indonesia, sh digunakan untuk huruf ص (lihat gambar di atas). artinya malah melenceng jauh. menurut google translate :
kan dalam transliterasi bahasa Indonesia, sh = ص |
lagipula, bukankah pemaknaan kita dalam ungkapan insyaAllah itu lebih penting daripada sekadar bagaimana kita menuliskannya (dalam huruf latin)? guru saya di DH pun nulisnya biasa aja kalo sms, "iya insyaallah" bahkan tanpa huruf A kapital untuk tulisan Allah. mau kita nulisnya in sya Allah, In Shaa Allah, atau In Shaa Allaah, atau In Shaa Allooh sekalipun kalau kita memaknainya sebagai "janji yang boleh dilanggar" yaa sama aja bohong.
sebaliknya, kalau misalnya kita sudah paham bahwa tulisan "insyaallah" merujuk pada kata: ان شاء الله dalam bahasa arab dan kita memaknainya dengan benar, yaa justru itu lebih baik, dibanding dengan tulisan sok perfeksionis "In Shaa Allah" tapi salah memaknainya. sudahlah, saya kok jadi ikutan rempong.
wallahu'alam.
Ini baru tulisan siippp...
ReplyDeleteTp memang ada org" tertentu yg terlalu sibuk dg urusan penulisan....
Dr. Zakir Naik kan orang india jadi sudah benar jika dia berbicara seperti gambar tersebut,,, cuman masalahnya kenapa tulisanya menggunakan bahasa indonesia, mereka yang tidak tau bisa salah paham.... yang buat itu gambar gimana ya?????????????????????
ReplyDeletehehehe, ini sebenarnya tulisan lama sih.
ReplyDeletedan sekarang sudah keluar juga klarifikasi dari pihak Dr. Zakir Naik mengenai gambar itu. beliau sama sekali tak pernah mengeluarkan statement sebagai mana dituliskan sang penyebar -hoax-
cuma ingin meng-counter orang-orang sok perfeksionis. masalah penulisan itu masalah kecil. gak perlulah dibesar-besarkan apalagi sampai saling menyesat-nyesatkan.
wassalam.