Friday, 1 July 2016

Menerima Mekanisme Tuhan



hidup adalah tentang kesetimbangan, dan cenderung untuk mencari kesetimbangannya. ada saat berduka, ada saat bahagia. ada siang, dan ada pula malam. ada hujan, juga panas terik. bahagia bisa terasa karena adanya duka. konon begitu.
terkadang, kita mengira Tuhan sedang jahat kepada kita. kita menyalahkan takdir-Nya. bertanya-tanya kepada-Nya, "kenapa Tuhan? kenapa Engkau lakukan ini kepadaku?"
mekanisme Tuhan memang tidak bisa kita pahami. yang kita kira buruk, belum tentu benar-benar buruk. hanya masalah waktu sampai kita bisa memahami pelajaran di balik suatu peristiwa buruk yang melanda.
kita terkadang lupa bahwa apa yang kita miliki, bukanlah milik kita sepenuhnya. ada hak orang lain yang Tuhan titipkan pada kita. hanya masalah waktu apakah kita sendiri yang menyisihkannya, atau menunggu Tuhan yang mengambilnya secara paksa. caranya? bisa saja sandal kita yang baru saja kita beli tiba-tiba saja tidak ada di tempatnya sepulangnya kita dari surau, atau komputer jinjing kita yang belum genap satu tahun kita pakai tiba-tiba saja tidak ada di meja ketika bangun tidur di pagi hari.
kita juga terkadang lupa, bahwa ada batasan bergaul dengan lawan jenis. suatu waktu, di saat kita sudah terlalu jauh menerobos batasannya, Tuhan pun mengingatkan kita. mungkin cara Dia ingatkan kita sungguh kejam bagi kita. kita merasa tidak terima, tapi pada akhirnya kita harus menerima realita yang ada.
suatu saat, kita pasti akan dapat mengambil pelajaran dari apa-apa yang terjadi di kehidupan kita. dan itulah yang akan mendewasakan kita.
yakinlah bahwa Tuhan menyayangi kita. Dia Maha Tahu atas segala sesuatu, termasuk apa yang terbaik bagi kita.

"Ujian adalah anugerah, sebuah nikmat yang seringkali dikeluhkan, bukan disyukuri. Sebuah nikmat yang paling banyak dihindari, bukan dirindukan."

Yogyakarta, 01 Juli 2016
lebaran sebentar lagi
besok saya mudik
tiba-tiba malam ini terpikirkan ide menulis ini
entahlah, masih jauh dengan MasGun ya kualitasnya
yang penting terus belajar



No comments:

Post a Comment