sebulan yang lalu (bahkan lebih), tepatnya 5 november 2016 saya mengikuti international english language testing system (IELTS) yang diadakan oleh IDP Jakarta di gedung pusat pelatihan bahasa ugm. IELTS adalah salah satu syarat wajib bagi setiap orang yang ingin berkuliah di luar negeri, ya TOEFL IBT juga bisa sih, jadi ya pilih sesuai selera sadja.
saya telah membooking tes tersebut jauh-jauh hari dari awal oktober atau malah akhir september, karena takut kehabisan. booking IELTS dilakukan secara online, dan pembayarannya dilakukan melalui transfer atm atau kartu kredit. IELTS yang diadakan oleh IDP tersebut biayanya lumayan juga, 2.75 juta rupiah. jadi, ya harus benar-benar serius dalam mengerjakan tesnya, kalau sampai misalnya di bawah target (di bawah skor minimal admission), ya alamat 3 juta melayang alias mau gak mau harus ngambil lagi untuk daftar ke institusi idaman.
menurut panitia yang mengirim undangan test dan denah lokasi via email, test dilaksanakan pukul 8.00 dan peserta diharuskan datang satu jam sebelumnya, untuk foto dan pengambilan sampel biometrik (sidik jari). jangan lupa membawa ID card sebagaimana scannya telah diupload ke pendaftaran online. dalam test, para test takers tidak diperkenankan membawa catatan apapun ke dalam ruangan. tidak boleh memakai jam tangan digital (kalau analog kemarin mas-mas awardee LPDP ada yang boleh), no pencil box, jika membawa botol minum wadah harus transparan (kalau bawa aqua atau apalah, plastik mereknya harus dikeletek), no belongings are allowed (handphone, tablet, apalagi laptop), hanya pencil 2B, pencil sharpener, penghapus, dan ID card tentunya. bedanya dengan test toefl kemarin, pencil box di toefl itp boleh dibawa masuk, dan selama test tidak diperkenankan keluar ruangan sama sekali, kalau di ielts boleh ke toilet dengan diantar oleh panitia.
tes diawali dengan listening. bagi yang pernah mengambil TOEFL ITP, maka bersiaplah karena menurut saya listening comprehension test di IELTS itu far more difficult. pertama, karena cara menjawabnya gak cuman pilihan ganda a,b,c seperti di toefl. kedua, logatnya yang berbeda. toefl dikeluarkan oleh ETS yang berbasis di Amerika, ya jadi accent yang dipakai dalam listening comprehensionnya accent americano. sedangkan IELTS, yaah agak sedikit kumur-kumur lah listeningnya, sebab logat yang digunakan adalah british. listening terdiri dari 40 menit. tiga puluh menit untuk mendengarkan rekaman dan menuliskan jawaban di lembar soal (oh iya, lembar soal di ielts beda dengan toefl. di ielts boleh dicoret-coret. bahkan gambar pesawat pun sepertinya tidak ada masalah), kemudian dilanjutkan dengan 10 menit terakhir untuk memindahkan jawaban ke lembar jawab (answer sheet). tips untuk listening, sering-seringlah dengar yutub atau radio orang-orang inggris (bukan american lho), agar terbiasa dengan accent kumur-kumurnya.
setelah anwer sheet beserta question sheet listening diambil oleh panitia, peserta dibagikan dengan lembar soal dan jawab untuk reading. fyi, reading di ielts ini juga far more difficult than toefl. kalau di toefl, readingnya dalam 1 passage paling pol 3 paragraf, 25an baris dengan 50 soal pilihan ganda. nah, kalau di ielts meskipun hanya terdiri dari 3 passage dengan (hanya) 40 soal, 1 passagenya bisa sampai 10 paragraf, dan itu pun bacaan bertemakan akademik. iyalah, wong ngambilnya yang academic module. tips untuk reading : 3 passage, 60 menit --> 1 passage 20 menit; tetapi usahakan untuk memakai 15 menit sadja dalam 1 passage sehingga akan ada kelebihan waktu 5 menit setiap passagenya untuk memeriksa dan meyakinkan jawaban. tak lupa, dalam reading tidak ada waktu untuk mentransfer jawaban dari question ke answer sheet, sehingga kalau ada jawaban langsung sadja dituliskan ke answer sheet.
nah, kemudian masuk yang menurut saya paling susah : acwri alias academic writing. peserta diberikan waktu 60 menit. idealnya, 20 menit untuk task 1 dan 40 menit untuk task 2. task 1 yang saya kerjakan kemarin adalah line chart mengenai perubahan jumlah penjualan mobil untuk 4 perusahaan. sedangkan, untuk task 2 adalah opini tentang urbanisasi. writing ini yang saya paling kewalahan, sebab waktunya mepeeet sekali hampir habis. seharusnya 2 menit terakhir untuk merevisi tulisan tetapi masih saya gunakan untuk menulis juga hingga 1 menit terakhir. tapi alhamdulillah berhasil juga (mencapai syarat minimal institusi yang saya incar). sudah banyak web dan blog yang berbahasa Indonesia maupun Inggris mengenai tips mengerjakannya, jadi tidak akan saya tuliskan (kepanjangan). ya, intinya teruslah berlatih, dan jangan lupa dalam latihannya challenge yourself dengan memberikan batas waktu. sebab nanti kalau dalam latihan sadja sudah tidak tertib dengan waktu, ya jadinya akan keteteran seperti saya kemarin.
nah, setelah selesai writing peserta dipersilakan meninggalkan ruang ujian untuk mengantri speaking. list daftar antrian tertulis di papan pengumuman untuk peserta. dengan inisial nama A, saya mendapatkan urutan kedua dalam test speaking kemarin. saya mendapat examiner yang ramah sekali. namanya Barbara dari Australia. masalah speaking ini, intinya ya tentu sadja banyak-banyaklah latihan. speaking inilah kemarin yang paling singkat. tidak sampai seperempat jam saya sudah keluar. alhamdulillah selesai, langsung pulang.
setelah melewati test tersebut saya jadi bisa menyimpulkan tingkat kesulitan masing-masing part. menurut saya, urutan tingkat kesulitan dari yang paling sulit : writing, speaking, listening, reading.
sekitar 2 minggu setelahnya,hasil tes pun keluar. saya diemail lagi oleh panitia, hasil tes bisa diambil di UKDW. pas membuka amplop trf (test report form), ada rasa deg-degan dan agak semriwing, "kalau gagal gimana ya" pikir saya.
dan... alhamdulillah, meskipun gak bagus-bagus amat dan melenceng sedikit dari target, tetapi cukup lah untuk mendaftar institusi inceran. 3 juta tidak jadi melayang.
oh iya, terkadang ada beberapa institusi yang mengisyaratkan nilai speaking dan writing tidak boleh di bawah 6.0, jadi yaaa hati-hati saja di 2 part itu. sebab, ada seorang teman yang nilai-nilai yang lain di atas 7 tapi writingnya 5.5 kan yo sama sadja.
oh iya, terkadang ada beberapa institusi yang mengisyaratkan nilai speaking dan writing tidak boleh di bawah 6.0, jadi yaaa hati-hati saja di 2 part itu. sebab, ada seorang teman yang nilai-nilai yang lain di atas 7 tapi writingnya 5.5 kan yo sama sadja.
reading : 7.0 (target 8)
listening : 6.5 (target 7)
speaking : 6.0 (target 6)
writing : 6.0 (target 6)
overall : 6.5 (target 6, laah)
begitulah ulasan saya mengenai International English Language Testing System. semoga bermanfaat, dan semoga saya bisa lolos admission ke universitas inceran saya, master's program on advanced chemical engineering in KING ABDULLAH UNIVERSITY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY.
ruang jurusan teknokimia nuklir
sekolah tinggi teknologi nuklir
20 desember 2016
hmmmmm
ReplyDelete