Pages

Sunday, 28 May 2017

Kajian Isra Miraj tentang Imam Shalat

waktu perayaan isra' mi'raj kemarin, (takmir) masjid ar-rahmah mengundang seorang dai dari bantul. sesuai dengang tema isra' mi'raj, pasti pembahasannya gak jauh-jauh amat dari perintah shalat. saya lupa nama ustadnya, tetapi pembawaannya jenaka. meskipun kajian diadakan larut malam, tidak terlihat banyak jamaah yang mengantuk.

ada satu inti yang begitu berkesan dari penyampaian beliau, yaitu mengenai imam shalat dan pengaruhnya terhadap kemakmuran masjid. masjid yang makmur dalam konteks ini adalah yang jamaahnya ramai terus. as we know today, banyak masjid besar-besar, megah-megah, menghabiskan miliaran rupiah dalam pembangunannya, tetapi ketika shalat fardhu yang hadir cuma 3 atau paling poll 5 orang.

menurut penyampaian pak ustad, salah satu faktor adalah imam yang bebal. sudah tahu bahwa ada yang bacaan qurannya lebih bagus daripada dia, tetapi dia tetap ngeyel pingin ngimami. salah satu syariatnya adalah, jika kita tahu bahwa orang yang mengimami kita salah bacaannya, maka kita boleh untuk keluar dari jamaah atau bahasa kerennya walk out.

bagi beberapa orang, menjadi imam shalat adalah suatu kebanggaan tersendiri. ketika seseorang sudah mengimami suatu masjid selama beberapa waktu tertentu dan dikritisi oleh orang lain karena bacaannya dan harus diganti dengan yang bacaan qurannya lebih baik, orang tersebut akan ngambek, merasa tidak dihargai, tidak dituakan, dsb.

sehingga apa? orang-orang pun jengah. ini orang diingatkan tidak mau, ya sudah. solusinya? shalat di masjid lain yang bacaannya lebih baik. akibatnya? masjid tersebut sepi, karena ada satu orang imam yang ngeyel tidak mau diganti. pak ustad lalu menyampaikan, menjadi imam shalat itu berat, tanggung jawabnya besar sekali ketika di akherat kelak. ketika bacaannya salah, dia berdosa. dia harus meng-cover juga makmum-makmumnya. kalau makmumnya salah, dialah yang menanggung kesalahannya, makanya bacaannya harus benar. kata pak ustad, "jangan lantas bangga kalau disuruh ngimami shalat. justru itu beban."

Yogyakarta 170528
still missing you


No comments:

Post a Comment