"ada lagi pak?"
"pulsanya pak sekalian?"
"ada uang yang pasnya aja pak?"
"uangnya Rp xxx ya pak. terima kasih, selamat belanja kembali."
itu adalah beberapa frasa yang sering saya dengar ketika berbelanja di minimarket. saya pun berpikir, "apa memang saya setua itu ya?" padahal kalo dilihat-lihat, para pramuniaga di minimarket yang bersangkutan bisa jadi lebih tua usianya daripada saya yang mereka panggil pak.
belakangan saya sadari, ternyata panggilan tersebut saya dapat karena brewok. ibuku benar, my beard makes me look older than my actual age. brewok saya tidak panjang-panjang amat, tidak pernah lebih panjang daripada 0,5 cm tetapi tumbuh merata di seluruh rahang bawah dari dagu sampai ke leher. entah faktor genetik atau apa, jenggot saya begitu cepat tumbuhnya. belum ada dua minggu dari terakhir cukur, sudah harus dicukur lagi. ehm, oh iya. saya dulu adalah orang yang sangat anti mencukur jenggot. saya sering membiarkan dia tumbuh panjang, walaupun ya gak pernah panjang itu tadi. tetapi, ibuku selalu menyuruh saya mencukurnya. ya sudah kan, memanjangkan jenggot itu sunnah, tetapi berbakti kepada orang tua itu wajib. masih banyak sunnah lain yang bisa dijalankan. (maaf tidak menerima debat)
panggilan pak tidaklah selamanya tentang usia yang tua atau lebih tua. terkadang panggilan tersebut digunakan untuk menunjukkan rasa hormat kita kepada seseorang, atau istilahnya menuakan orang tersebut. ada seorang dosen muda di Teknik Kimia UGM, nampaknya baru lulus S2 (ya gak baru-baru banget lah ya) dan diangkat menjadi dosen. beliau mengajar tutorial pemrograman, kalau di UGM tutorial itu semacam jam tambahan yang tidak masuk ke jam kuliah. suatu ketika, saya bertanya, "eemm, mas ini cara nganunya gimana ya? kok error?" teman saya yang mendengarnya langsung menyeletuk, "oi oi, mas, mas.. pak lah manggilnya, jangan mas. hargai." ya, terus terang saya baru mengerti pada hari itu. beberapa waktu sebelum masuk S2 juga beberapa kali ngelamar pekerjaan (meskipun gak ada yang goal), dan saat wawancara dipanggilnya pak juga. wadoo, pas waktu itu sih tersinggung ya, saya masih muda woy. tapi lama kelamaan mengerti juga. oh begitu.
mungkin semua hanyalah waktu. I am getting older, we all are getting older. saya yakin, akan ada saatnya ketika panggilan pak akan lebih nyaman didengar ketimbang panggilan mas, aa, kakak, bang, atau semacamnya. kalau tidak didahului takdir aja sih ya (red : mati).
happy birthday
No comments:
Post a Comment