kita -homo sapiens, adalah satu-satunya spesies yang memakan dan menikmati makanan pahit. biji kokoa yang jelas-jelas pahit, kita bikin cokelat batangan dan kita mau-mau saja membelinya dengan harga yang lumayan mahal. demikian halnya dengan kopi, sudah jelas pahit tapi kita minum juga, ditambah lagi kita asosiasikan dengan senja dan larik-larik puisi (sebagian orang sih, bukan kita semua). tak lupa pare yang juga berasa pahit yang hakiki, dibuat siomay dan banyak pula yang menyukainya. dan masih banyak lagi, olahan-olahan dari makanan dan minuman yang memiliki citarasa pahit yang kita nikmati.
spesies lain tidaklah demikian. sebagian besar hewan akan memuntahkan apa yang sedang dikunyahnya apabila kebetulan memakan buah atau tanaman yang memiliki citarasa yang pahit. mereka mengasosiasikan rasa pahit dengan bahaya dan racun.
kita memang aneh. wong sudah jelas-jelas pahit kok dimakan. tapi di sisi lain, kita spesial. kita memiliki kapasitas otak yang cukup besar untuk tidak serta merta menganggap yang pahit-pahit sebagai racun. dengan kopi yang pahit, kita bisa bersemangat kerja dan tidak mengantuk di pagi hari.
nikmat apalagi sih yang kita dustakan? bahkan untuk hal sesederhana ini. satu hal yang tidak dimiliki spesies lain, agaknya perlu sesekali kita renungkan dan syukuri, sambil menyeruput kopi hitam di sore hari dan membuat puisi senja -a la cah cinta gitu loh.
*disadur dari beberapa keping ingatan yang masih tersisa dari reading passage IELTS tahun lalu
karawang, 25 september 2017
kenapa cah cinta dan cah puisi begitu mengglorifikasi senja dan kopi hitam?
No comments:
Post a Comment