Wednesday, 10 October 2018

Gempa dan Azab


setelah lombok, kini sulawesi tengah juga tengah berkabung. gempa bumi dan tsunami telah menerjang 3 kabupaten: donggala, palu, dan sigi. ada yang bilang azab, peringatan, pengingat, dan segala macam penghakiman jahat lain. orang-orang bahkan menyebarkan di grup-grup wa dan facebook tentang dermaga berbentuk mata dajjal dan menghubungkannya dengan yang telah terjadi. so what?

jaman orang belum mengenal ilmu alam (science), orang-orang membuat mitos akan fenomena alam yang tidak mereka mengerti. mitos-mitos tersebut umumnya bersifat lokal dan berbeda antara satu peradaban dengan peradaban lain. misalnya tentang petir. ketika orang belum tahu bahwa petir terjadi akibat pelepasan muatan listrik pada partikel awan (electrical discharge), orang-orang di peradaban nordic kuno (norwegia, swedia, dll) membuat mitos bahwa petir dibuat oleh thor, seorang dewa petir anak dari odin dan mereka tinggal di asgard (penggemar marvel pasti sudah kenal sekali). tetapi orang-orang yunani kuno bilang bahwa petir itu dibuat oleh zeus yang tinggal di olympus.

ketika manusia telah mengenal ilmu alam, segala macam mitos tersebut akhirnya tinggalah dongeng pengantar tidur belaka. kalau dulu, gempa bumi dianggap sebagai peringatan dan hukuman dari "the higher power" atas perilaku dan dosa manusia, kini ilmu kebumian telah menerangkan dengan gamblang bagaimana dan mengapa gempa bisa terjadi.

gempa bumi, tak lain seperti aliran sungai, hembusan angin, dan pergantian musim, merupakan fenomena alam biasa. kalau kita bisa melihat dengan rasional bahwa air sungai mengalir dari hulu ke hilir akibat beda ketinggian, bisa mengerti bahwa angin berhembus karena perbedaan tekanan udara, dan musim berganti akibat gerak semu tahunan matahari. lantas kenapa, tak bisa kita terima saja bahwa gempa bumi terjadi akibat pergeseran lempeng, alih-alih menganggapnya azab atau peringatan.

katanya, jadikan ini sebagai pelajaran, sebagai introspeksi atas dosa-dosa kita. ya ok. tapi introspeksi, muhasabah, atau apapun kau menyebutnya, itu harusnya ya dilakukan secara internal, bukan dengan penghakiman. introspeksi adalah bagaimana "aku" melihat ke dalam diriku sendiri apa yang telah ku perbuat, dosa apa yang telah ku lakukan, dan bagaimana seharusnya ku bersikap ke depannya. bukan dengan menuding kepada "kamu" dengan mengatakan ingat-ingat lagi kesalahan apa telah kau perbuat, dosa apa kau lakukan di masa lampau hingga terjadi demikian. itu jahat sekali. apalagi di saat seperti ini. orang yang sedang kesusahan itu hanya perlu dibesarkan hatinya, diyakinkan bahwa semua kesusahan yang dialami akan cepat berlalu. bukan malah dijatuhkan mentalnya dengan penghakiman jahat "dosa apa telah kau perbuat". ketahuilah, sebenar apapun ucapanmu, berapa ratus ayat dan hadis kau kutip dalam penghakimanmu, tetap saja itu jahat.

andaikan saja rumahmu kebakaran. semua yang kau punya termasuk pakaian dan gadget mewahmu hangus semua, tinggal pakaian yang menempel di badan. lalu, datanglah temanmu dengan mengatakan, "ini azab, peringatan dari yang kuasa. coba diingat-ingat lagi dosa apa yang telah kamu buat." kira-kira semacam itu. jahat kan?

kedai wifi.id corner, 10/10/18
anasimron


No comments:

Post a Comment