Saturday, 21 September 2019

selamat jalan, kawan.

kemarin, jumat, 20 september 2019 pukul 04.00 pagi saya membuka whatsapp. "innalillahi, telah meninggal dunia sahabat kita pada pukul 1 dini hari. jenazah akan dimakamkan di magelang."
selama beberapa detik saya tak mampu berucap. pikiran masih berusaha menerka-nerka. baru 22 tahun dia berada di dunia, bahkan kuliahnya pun belum selesai. kenapa dia harus kembali begitu cepat.

saya pertama kali mengenalnya ketika kuliah tingkat tiga di jogja. kala itu, dia adalah seorang mahasiswa baru di sebuah perguruan tinggi berbasis teknologi informasi. ketika pertama kali masuk pondok, dia memperkenalkan diri sebagai alumni pondok pesantren al-mu'min ngruki. ya, dia adalah murid dari ust. abu bakar ba'asyir.

tak begitu lama saya mengenalnya (hanya sekitar 2 tahunan). tapi 1 hal yang pasti, dia adalah orang yang baik. pengetahuannya dalam bidang agama, tak hanya berada dalam tataran teori, tapi juga tercermin dalam perilakunya sehari-hari.

perawakannya tinggi kurus. kesehariannya humoris dan gampang bergaul. meski demikian, tak pernah dia melontarkan guyonan dengan maksud menyakiti atau menghina lawan bicaranya. tutur katanya begitu dijaga dengan sangat baik.

dia tak akan mau mengambil atau sekadar 'meminjam' barang orang lain tanpa ijin terlebih dahulu dari pemiliknya. bahkan, untuk barang se-remeh sandal jepit pun, dia enggan untuk mengenakannya jika belum ijin ke pemiliknya, dan lebih memilih menyeker.

tak ku sangka dia begitu cepat mendahului kita semua. cita-citanya selama di dunia ini mungkin belum terwujud, tapi mau bagaimana lagi kalau takdir sudah tertulis demikian. di hari yang baik, dia kembali kepada tempat yang terbaik pula. sakitnya telah diambil selama-lamanya. tak akan lagi dia merasakan sakit di keabadian sana.

selamat jalan, kawan.
semoga tenang di sana.
terima kasih Tuhan, telah ijinkanku tuk mengenal orang sepertinya.
tempatkanlah dia di sisi terbaik-Mu.

surabaya, 21 september 2019


No comments:

Post a Comment