Pages

Friday, 10 April 2020

Menonton Ulang Serial Kera Sakti (1996-1998)




beberapa saat yang lalu, karena gabut dan ingin bernostalgia saya menonton ulang kera sakti. serial yang paling legendaris yang tayang perdana tahun 1996 dibintangi dicky cheung pada season 1 (1996) dan benny chan pada season 2 (1998).

serial kera sakti didasarkan pada novel karya xuan zang, seorang biksu yang hidup pada sekitar abad ke-7 masehi di lingkungan yang agamis dan terpelajar. sementara kisah yang ditulisnya (novel perjalanan ke barat) adalah murni fiksi, perjalanannya ke barat untuk mencari kitab suci benar-benar terjadi dan nyata-nyata dialaminya.

serial kera sakti telah beberapa kali tayang di berbagai channel televisi tanah air. judul aslinya journey to the west atau perjalanan ke barat, tetapi orang lebih mengenalnya dengan judul kera sakti. setiap episodenya dibuka dengan lagu rap pembuka yang khas, "seekor kera.. terpuruk terpenjara dalam gua...", pengisi suaranya tidak ganti-ganti juga dan menjadi begitu melekat di ingatan, efek-efek animasi yang sebetulnya sangat ketinggalan jaman (tapi entah pas pertama kali menontonnya dulu sudah keren banget), dan tak lupa suara narrator yang tiba-tiba muncul menceritakan kisah ini atau itu. campuran berbagai variabel tersebut menjadikan serial kera sakti menjadi sangat sentimentil bagi mereka yang punya nostalgia dan sempat menyaksikannya (bahkan beberapa kali) di televisi nasional tanah air. menonton ulang kera sakti memberikan saya berbagai macam insight dan wisdom yang tak saya sadari saat menontonnya dulu.


agama buddha dan mitologi china 
dulu ketika nonton kera sakti di tv, yang saya dapatkan tak lain hanya tentang aksi-aksi sun go kong, humor-humor yang khas (sampai sekarang masih tetap lucu dan menghibur), berbagai macam siluman, dan sejenisnya.

menonton ulang kera sakti memberikan saya sedikit trivia mengenai agama buddha secara umum. tentang konsep 4 siklus kehidupan (lahir, menua, sakit, mati) dan reinkarnasi; tentang jalur-jalur reinkarnasi yang dipercaya umat buddha, tentang  5 pantangan, 10 kebaikan, dan 8 jalan kebaikan;  tentang dua aliran dalam agama buddha: mahayana dan theravada serta yang paling penting mengenai ultimate goal dalam ajaran buddha yaitu melepaskan diri dari penderitaan. ada pula 1 episode di season 2 yang menceritakan riwayat ringkas shakyamuni yang kemudian menjadi siddharta gautama atau buddha gautama. tentu yang paling memorable adalah salah satu sutra yang sering kali dirapal di banyak episode yaitu prajnaparamita sutra atau sutra hati yang kira-kira berbunyi: "...kosong adalah isi, isi adalah kosong..."

serial kera sakti juga bercerita beberapa asal muasal (origin) beberapa dewa dan dewi dalam mitologi china. misalnya di episode-episode awal dijelaskan mengenai asal muasal chang'e sang dewi bulan. asal muasal dewa erlang, dan bagaimana ia mengenal anjing kahyangan. asal-usul dewi kwan im yang merupakan perwujudan avalokitesvara bodhisatva. dan banyak lagi.

karakter-karakter dalam kera sakti dan sifat manusia secara umum
biksu tong sam cong adalah jelmaan cin can ce (entah bagaimana tulisan yang benarnya). ia awalnya adalah murid buddha ru lai yang dihukum turun ke bumi dan reinkarnasi menjadi manusia. dia belajar agama dan menjadi biksu sejak kecil.
suatu ketika di negeri tong terjadi huru hara karena raja naga ingin membalaskan dendam kepada kaisar negeri tersebut dan ingin membunuhnya. ini terjadi karena di masa lampau raja naga tersebut terbunuh dan menganggap bahwa ini adalah salah kaisar karena tidak menepati janji untuk melindunginya. setiap malam sang kaisar minta dikawal dengan ketat ketika akan tidur. tidurnya pun tak pernah nyenyak.
suatu ketika arwah gentayangan sang raja naga menampakkan dirinya. di situlah biksu tong berperan membacakan mantra-mantra untuk mengembalikan arwah sang raja naga agar bereinkarnasi kembali menjadi dewa dan tidak menjadi arwah penasaran. sang raja naga sangat berterima kasih kepada biksu tong, begitu pula kaisar yang terselamatkan nyawanya. kaisar mengangkat biksu tong sebagai adik angkat dan berniat memberinya jabatan yang tinggi sebagai menteri urusan agama.
biksu tong menolak karena ingin pergi ke barat (negeri india) untuk mendapatkan kitab suci. kaisar tak bisa memaksanya untuk tetap tinggal sehingga memberinya bekal, surat jalan, kuda tunggangan, dan iring-iringan untuk mengawalnya. tetapi pada suatu titik, biksu tong ingin pergi sendiri, melepaskan kudanya, dan menyuruh para prajurit untuk pulang. dari situlah kemudian dia bertemu dewi kwan im dan menyampaikan bahwa dia akan mendapatkan murid seekor kera yang telah terkurung selama 500 tahun, bernama sun go kong. untuk mengendalikan sifat liar kera tersebut, dewi kwan im memberinya sebuah simpai emas untuk dipakaikan ke kepala sun go kong dan apabila sifat liarnya kambuh, dia diajari sebuah mantra agar sun go kong merasa kesakitan.

sun go kong dikisahkan terlahir dari sebuah batu meteor yang selama 500 tahun menyerap hawa sakti dari langit dan bumi. suatu hari terlahirlah ia sebagai kera raksasa yang merusak dan sangat berbahaya. kaisar langit menugaskan panglima tian feng untuk turun ke bumi dan mengatasi masalah tersebut. setelah bertarung sedemikian menegangkan, tian feng berhasil menemukan kelemahan kera raksasa itu yaitu ekornya. setelah ekornya terpotong, kera itu mengecil dan menjadi lemah. kera kecil yang lemah lalu diselamatkan oleh dewi kwan im dan bergabung dengan sekawanan kera di goa swi lien, gunung hua guo. singkat cerita kera kecil berguru kepada mahaguru bodhi untuk melatih ilmu agar menjadi sakti. di sana lah ia mendapat nama sun go kong. dia minta diajari ilmu awet muda untuk bisa terus mengawasi dan merawat rakyat-rakyat keranya di gunung hua guo. meskipun ilmu tersebut sangat berat dia akhirnya menguasainya, dan sang guru juga mengajarinya ilmu salto. sekali salto bisa mencapai 108.000 li (1 li sekitar 500 meter).
tapi seberapa pun saktinya, sifat liar dan naluri kera sun go kong tetap tidak berubah. dia mengacau kahyangan sehingga dihukum tertindih di bawah gunung lima jari selama 500 tahun, sampai ada seorang guru yang akan menyelamatkannya kelak. begitu kira-kira janji dari dewi kwan im yang menemuinya ketika digencet di bawah gunung lima jari.

ti pat kai yang berwujud seekor babi, pada mulanya adalah seorang jenderal tian feng yang membawahi 100.000 prajurit. ia bahkan dianugerahi sebuah rumah baru di kahyangan setelah mampu membereskan kekacauan di bumi akibat terlahirnya kera raksasa dari meteor, yang kelak akan menjadi kera sakti sun go kong. 
suatu ketika, dari tempat yang jauh seorang wanita lari-lari dikejar anak panah yang dilepaskan oleh seorang pemanah rajawali (hou yi). wanita itu adalah chang'e yang kelak akan menjadi dewi bulan. tian feng jatuh cinta pada pandangan pertama, tetapi ia terlambat. wu kang telah lebih dahulu menyelamatkan chang'e dari kejaran anak panah maut. tapi tian feng tidak mau menyerah untuk mendapatkan chang'e. dia melakukan salah satu pantangan yaitu memutar bola waktu untuk kembali ke hari chang'e jatuh dikejar anak panah. dia juga melakukan berbagai pantangan kahyangan lain, sehingga kaisar kahyangan (yon tai) murka dan menghukumnya  dengan 1000 macam kehidupan penderitaan cinta. dia lalu terkenal dengan sajaknya: "sejak dulu begitulah cinta, deritanya tiada pernah berakhir."
pada kehidupan yang ke 500an tian feng salah jalur dan masuk jalur reinkarnasi hewan. dia terlahir sebagai babi, atau lebih tepatnya manusia yang berkepala babi. suatu ketika dia akan dibakar warga karena dianggap sebagai siluman tapi segera diselamatkan sang dewi welas asih, dewi kwan im dan dipulihkanlah segala kesaktian dan ingatannya selama di kahyangan sampai hari dia salah masuk jalur reinkarnasi tersebut. lalu dewi kwan im berkata akan ada guru dari negeri tong yang akan mengajaknya pergi ke barat mengambil kitab suci demi menyelamatkan umat manusia dan menjadikannya murid selama perjalanan tersebut.

sha wujing adalah adik ketiga dalam perjalanan ke barat. dia juga awalnya adalah seorang petinggi di kahyangan. suatu ketika karena kecerobohannya memecahkan lampu maharatu kahyangan, dia dihukum turun ke bumi dan ditusuk dengan 7 pedang, kecerdasannya juga dicabut sehingga dia menjadi dungu. untuk mengatasi kutukan 7 pedang tersebut, dia bersembunyi di dasar sungai pasir hanyut dan memakan daging manusia untuk bertahan hidup. suatu ketika saat rombongan biksu tong melewati sungai tersebut dan bertemu dengannya, wujing lalu minta dijadikan murid oleh biksu tong. satu temannya sesama siluman sungai lalu berubah menjadi kuda naga (kuda putih) yang menjadi tunggangan biksu tong selama perjalanan ke barat.

rupanya karakter-karakter yang sangat berbeda dan begitu random itu memiliki makna filosofis masing-masing dan merupakan cerminan sifat manusia secara umum. sun go kong adalah cerminan sifat sombong, egois, dan keras kepala. ti pat kai melambangkan sifat serakah, tamak, pemalas, dan terperdaya nafsu duniawi. sha wujing melambangkan sifat dungu, lemah, rapuh, dan selalu minta pertolongan dari guru. kuda naga menunjukkan sifat yang dimiliki kuda tunggangan, yaitu rajin dan pekerja keras. yang terakhir, guru mereka tong sam cong melambangkan sifat akal budi, yang mampu mengerem segala sifat-sifat duniawi manusia. bukankah ini sesuai dengan psikoanalisis sigmund freud mengenai id, ego, dan superego? sesuatu yang baru dituliskan oleh sigmund freud pada abad ke-20 rupanya telah dituliskan oleh sastrawan sekaligus biksu abad  7 dari china.

character development yang mantap
dikisahkan bahwa perjalanan ke barat untuk mendapat kitab suci harus ditempuh dengan berjalan kaki selangkah demi selangkah, dan baru akan terlampaui setelah menempuh 33 rintangan dan 99 cobaan. selama perjalanan, rombongan biksu tong telah mendapat berbagai ancaman. ancaman itu terutama berasal dari siluman yang ingin memakan daging biksu tong untuk mencapai kesempurnaan dan kekekalan. setelah menonton (yang entah ke-berapa kalinya), baru saya menyadari character development yang begitu radikal tapi sangat subtle, halus dan tidak terasa karena saking banyaknya episode.

sun go kong yang awalnya adalah seekor kera yang liar, semaunya sendiri, dan tidak bisa diatur, bisa menjadi sangat penurut kepada gurunya dan mengamalkan ajaran buddha dengan sepenuh hati. suatu ketika, go kong diusir oleh biksu tong karena sembarangan membunuh siluman. dengan rasa penyesalan, dia minta ampun kepada gurunya tetapi dia tetap diusir. suatu ketika saat gurunya benar-benar membutuhkan pertolongan karena akan segera dibunuh oleh sang siluman, go kong segera datang. dari situlah kemudian go kong menjadi pribadi yang lebih berhati-hati dan tidak sembrono. sang kera maha sakti yang mengacau kahyangan, bisa menjadi pribadi yang lebih tenang dan tidak bertindak sesuka hatinya, karena didikan dari seorang guru yang tak lain adalah seorang manusia biasa tetapi karena ketulusan hatinya mampu membuat go kong menjadi seperti itu. bahkan pada episode melawan panglima kera atau kera tung pei, sun go kong mau mengorbankan kesaktiannya agar jangan sampai gurunya terbunuh.

ti pat kai yang awalnya begitu tamak, diliputi hawa nafsu, dan pengecut, menjadi lebih pemberani dan mau berkorban demi gurunya. ini terjadi pada saat episode melawan siluman tengkorak putih. saat go kong diusir oleh gurunya, pat kai tergoda untuk menjadi menantu seorang raja di sebuah negeri. singkat cerita, gurunya dan wujing mengetahui hal tersebut dan ingin mencegahnya. tetapi pat kai berkeras dan tidak mau melanjutkan perjalanan. suatu ketika siluman tengkorak putih mengadu domba rombongan itu. dia mengubah wujud guru menjadi seekor beruang, dan menghajar wujing. pat kai yang mengira beruang itu membunuh dan memakan gurunya lalu memukulinya, tanpa tahu bahwa yang dipukuli ialah gurunya sendiri. wujing yang sekarat tidak bisa berkata-kata dan menyampaikan bahwa siluman telah mengubah wujud guru mereka. wujing pun mati. pat kai berniat bunuh diri karena telah kehilangan guru dan adik perguruannya. kuda naga lalu mengubah diri menjadi manusia dan mengabari yang sebenarnya terjadi. pat kai lalu pergi ke gunung hua guo meminta bantuan sun go kong. bersama go kong ia lalu pergi menyelamatkan gurunya di sarang sang siluman. lalu sang guru pun terselamatkan, dan dewi kwan im membangkitkan kembali adik ketiga sesaat sebelum pat kai akan mengkremasi jasadnya.

rasa persaudaraan dan saling memiliki (sense of belonging) selama perjalanan juga terasah hari demi hari, setelah melalui rintangan bersama selama bertahun-tahun. terutama sun go kong dan pat kai yang pada mulanya selalu bertengkar dan tak pernah akur. saking besarnya rasa persaudaraan tersebut, hingga pada suatu ketika di rintangan yang terakhir ketika di india dan sebentar lagi mencapai kuil lei yin untuk mengambil kitab suci. sun go kong ingin berpisah dari rombongan karena suatu fitnah yang ditujukan kepadanya dan membuatnya diburu oleh pasukan kahyangan. dia tidak ingin menghambat perjalanan gurunya yang sebentar lagi. tapi sang guru tidak merestui keputusan go kong dan tetap bersikukuh ingin pergi berempat (atau berlima dengan kuda). begitu pula pat kai yang mengatakan tidak rela mencapai kesempurnaan (menjadi buddha) sendirian tanpa kakak seperguruannya. akhirnya mereka melampaui rintangan yang terakhir dan mencapai kesempurnaan bersama-sama.

character development tak hanya dialami biksu tong dan murid-muridnya, tetapi juga siluman-siluman yang mereka temui selama perjalanan, seperti siluman laba-laba, siluman beruang, gajah, harimau, bahkan sang ratu siluman yang berwujud siluman ular yang dalam serial dikisahkan ingin mengikuti jalan buddha dan ingin meraih pencerahan (enlightenment). siluman ular yang sebelumnya adalah peri burung yang mendampingi kera tung pei sang panglima kera pada suatu ketika jatuh ke dunia siluman dan bahkan menjadi ratu siluman. karena kematian kera tung pei, dia menyimpan dendam yang sangat mendalam kepada rombongan biksu tong. dia setiap hari bermimpi bertemu dengan kera tung pei yang berpesan untuk segera membalaskan dendam. berbagai cara pun dilakukannya bahkan dengan menjadi gundik (wanita simpanan) raja naga laut timur untuk menguasai pusaka-pusaka dari istana naga barat, utara, dan selatan. singkat cerita, sudah selangkah lagi dia akan membunuh biksu tong tetapi biksu tong menegaskan kepadanya bahwa apa yang dilihatnya (mimpi bertemu kera tung pei yang masih mendendam) hanyalah cerminan dari dendam yang tersimpan di hatinya sendiri. ratu siluman tak percaya, sehingga sun go kong mengantarkannya ke kahyangan untuk melihat jalur reinkarnasi kera tung pei. rupanya kera tung pei terlahir sebagai seekor kera kecil yang rajin mengamalkan agama, bahkan pada suatu titik dia telah berhasil mencapai kesempurnaan. di kehidupan reinkarnasi tersebut, kera tungpei yang telah menjadi buddha berpesan kepada ratu siluman untuk segera bertobat dan melupakan segala macam dendam dan amarah. maka yang terjadi terjadilah. meskipun sangat klise, namun pesan yang disampaikannya begitu subtle, bahwa separah apapun seseorang apabila dia mau mengakui kesalahannya, bertaubat, dan kembali kepada jalan kebaikan, dia bisa meraih kesempurnaan dan menghilangkan derita, yang konteks ratu siluman adalah obsesi untuk membalas dendam dan mengalahkan sun go kong.

pesan tentang toleransi beragama
ada satu episode yang khusus membahas tentang ini. suatu ketika rombongan biksu tong telah sampai di suatu negeri yang dipenuhi dengan penganut taoisme. para pendeta tao di negeri tersebut sangat dimuliakan, dibuatkan kuil-kuil megah, dan diberi posisi-posisi penting di pemerintahan. di sisi yang berlainan, agama buddha dilarang, para biksu dipekerjakan secara paksa atau dipenjara. singkatnya hidup mereka benar-benar tersiksa.
raja negeri tersebut dihasut oleh tiga orang siluman yang mengaku sebagai dewa macan, kambing, dan rusa. mereka dijadikan penasehat raja, dan karena ulah merekalah para penganut buddha dipersekusi dan disiksa habis-habisan.
sun go kong lalu marah-marah dan minta ke gurunya untuk memberi mereka "pelajaran" supaya tidak bertindak demikian. dia pergi ke penjara dan membebaskan para biksu, dia juga mengerjai para siluman yang menjadi penasihat raja tersebut.
singkat cerita ketiga penasihat terbongkar kedoknya dan identitas aslinya yang ternyata adalah 3 ekor siluman, yang ingin menyingkirkan penganut buddha dan hanya ingin menjadikan negeri tersebut negeri tao. sun go kong lalu memarahi sang raja dan memintanya untuk memperlakukan semua orang secara adil meskipun keyakinannya berbeda. dan sang raja pun berubah.

akhir cerita yang cliché
kisah diakhiri ketika 33 rintangan dan 99 cobaan telah dilalui dan rombongan menemui sang buddha di kuil lei yin untuk menerima gulungan kitab suci.
tong sam cong kembali menjadi cin can ce dan menjadi murid sang buddha.
sun go kong menjadi buddha perang yang membawahi 100.000 pasukan yang tidak pernah kalah.
ti pat kai menjadi buddha bahagia.
sha wujing meskipun tidak berhasil menjadi buddha cerdas yang diimpikannya (karena kecerdasannya yang direnggut dari kahyangan), menjadi pelayan sang buddha yang bertugas membersihkan kuil dan tugas-tugas harian lain.

kisah lalu ditutup dengan sebuah tulisan tamat, khas serial 90an. sebuah akhir yang bahagia.
intinya, kebaikan akhirnya menang. dan, kalau kita bersungguh-sungguh dalam mengerjakan suatu hal, kita akan dapatkan apa yang kita inginkan. padahal kan tidak semuanya bisa berjalan seperti itu.

cliché

dirumahaja, 20200410
suatu saat nanti mungkin akan menontonnya lagi.



1 comment: