Monday, 13 July 2020

Mengapa Copernicus Dihukum?

bayangkan kamu hidup di tahun 1500an, pada masa orang-orang masih menganggap bahwa diri mereka adalah pusat alam semesta. benar-benar pusat semesta secara harfiah. bulan, matahari, planet-planet, dan bintang-bintang mengelilingi bumi yang kamu (dan semua orang) tempati.

lalu tiba-tiba seorang astronom bernama nicolaus copernicus menerbitkan buku yang sama sekali bertolak belakang dengan pandanganmu dan pandangan masyarakat umum kala itu. buku itu berjudul de revolutionibus orbium coelestium atau on the revolutions of the heavenly spheres (mengenai revolusi bola-bola langit).
mikolaj kopernik, begitulah nama aslinya yang kemudian dilatinkan untuk keperluan akademis. ingat, pada era itu bahasa penyambung dan bahasa akademis di eropa adalah bahasa latin, bukan bahasa inggris.

buku de revolutionibus berisi model-model matematis dari pengamatan astronomi yang dilakukan oleh copernicus. tapi, bukan matematikanya yang semata-mata menghebohkan eropa kala itu. penafsiran copernicus lah yang menyebabkan kehebohan. dia menyatakan bahwa sebetulnya bumi kita bukanlah pusat alam semesta, tapi bumi  bersama planet-planet lain dan bulan mengelilingi matahari. pernyataan copernicus itu mengusik kenyamanan orang-orang kala itu, khususnya dari kalangan gereja.

bagaimana bumi yang tidak diam dan bukan merupakan pusat semesta mengusik hati dan mengganggu kenyamanan pikir orang-orang? well. jika kita selalu dicekoki berbagai dogma bahwa diri kita istimewa, tidak sama dengan yang lain, dan karena keistimewaan itu pula kita tinggal di bumi yang tidak kalah istimewa, maka keistimewaan kita dan bumi yang menurut orang-orang kala itu sudah menjadi self-evidence atau terbukti dengan sendirinya bahwa kita dan bumi yang kita tempati haruslah menjadi pusat akan segalanya. ditambah lagi dengan tafsir tekstual dari alkitab yang menyebutkan bulan, matahari, dan bintang-bintang beredar mengelilingi bumi.

bumi yang tidak statis dan bukan pusat segalanya mengimplikasikan bahwa kita tak lagi istimewa. dan pemahaman baru dari copernicus itu melukai ego kita. kita bukan lagi ciptaan tertinggi! selain itu dan yang terpenting, bumi yang tak statis bertentangan dengan apa yang tertulis di alkitab! berani-beraninya orang yang mengaku pengikut tuhan menentang isi alkitab! copernicus pun dihukum tahanan rumah karena penerbitan teori itu.

perdebatan geosentrisme dan heliosentrisme mungkin sudah berakhir sepenuhnya. tafsir-tafsir kitab suci atas bentuk bumi, apa mengelilingi apa (di mana pusat semesta), dan kosmologi secara umum mungkin sudah tidak se-kaku dan se-tekstual era copernicus. namun, keyakinan bahwa diri kita istimewa belum sepenuhnya hilang.

pada pertengahan abad ke-19 darwin pertama kali menerbitkan on the origin of species, lagi-lagi sains dan agama berbenturan. kreasionisme ala agama vs darwinisme dan evolusi.

ide darwin bahwa segala sesuatu berasal dari satu macam hal tunggal mengimplikasikan kita manusia tak istimewa. kalau hewan-hewan yang ada saat ini seperti anjing, kucing, ayam, berasal dari suatu hal lain, maka sangat dimungkinkan diri kita ini juga berasal dari sesuatu yang lain. kita tidak lagi unik!

sampai saat ini darwinisme dan evolusi masih menjadi polemik, setidaknya di beberapa kalangan beragama. ketika pelajaran fisika di sma, bab-bab mengenai hukum gerak newton atau teori relativitas khusus sepertinya berjalan dengan adem-ayem saja, tanpa harus dibandingkan dengan teori-teori lain (fisika & hukum-hukum gerak aristoteles misalkan). orang juga tenang-tenang saja dengan fakta empiris bahwa tiada benda bermassa yang bisa bergerak lebih cepat dari cahaya (relativitas khusus), atau bahwa percepatan gerak benda sebanding dengan gaya eksternal yang diterimanya (hukum newton 2). tapi, mengapa di pelajaran biologi teori darwin mesti disandingkan dengan berbagai teori lain? mengapa harus ada suatu warning atau disclaimer tertentu ketika bab tentang teori darwin ini mulai dipelajari? ketika copernicus pertama kali mempublikasi de revolutionibus, meskipun sekolah-sekolah di eropa kala itu mengajarkannya tapi juga tetap dengan disclaimer sebagaimana kita terima di pelajaran teori darwin masa kini, lho. kenapa? lagi-lagi, selain ide darwin yang secara tidak langsung mengimplikasikan kita tak lagi unik, juga karena hal itu bertentangan dengan isi kitab-kitab suci berbagai agama.

tafsir atas teks suci bisa berubah seiring perkembangan zaman (dan tentunya perkembangan sains-teknologi). gereja dan institusi-institusi keagamaan lain lambat laun menerima kosmologi heliosentris dan meninggalkan ide geosentrisme ala ptolemeus. bukan tidak mungkin kan, bila suatu saat institusi-institusi agama pada akhirnya menafsirkan ulang asal-usul kita semua dan menerima teori evolusi sebagai suatu fakta empiris yang tak lagi bertentangan dengan ayat-ayat dari kitab suci.

senin, 13/07/2020


No comments:

Post a Comment