Friday, 22 April 2022

Bagaimana gula (juga perbudakan) telah mengubah dunia

Satu-satunya rasa yang kita tak perlu adaptasi dulu untuk bisa menikmatinya adalah rasa manis. Bayi yang baru lahir sekali pun bisa menikmati rasa manis. Tidak seperti rasa asin, asam, bahkan pedas yang harus dibiasakan dulu sampai akhirnya kita bisa nikmati. 

Selama ribuan tahun, manusia telah memanfaatkan madu sebagai sumber utama pemberi rasa manis bagi makanannya. Sebuah lukisan gua berusia 8000 tahun di Spanyol menunjukkan bagaimana manusia di zaman itu memperoleh madu dari sarang lebah.

Namun, madu punya kelemahan. Selain ada risiko tersengat lebah untuk mendapatkannya, madu juga bisa "merusak" rasa makanan. Teh yang dicampur madu, misalnya, akan terasa seperti madu pula.

Lalu munculah zat pemanis yang tidak merusak rasa, dan tidak menyengat. Zat penghasil "madu" yang bisa ditanam sendiri tanpa bergantung pada lebah. Kristal putih manis yang berasal dari tanaman Saccharum officinarum. Gula tebu.

Buku Sugar Changed the World karangan Marc Aronson dan Marina Budhos merupakan sebuah esai singkat bagaimana gula selain menjadi sumber energi kita sebagai individu juga menjadi (salah satu) penggerak peradaban manusia selama beberapa abad terakhir. 

Wednesday, 20 April 2022

Bertunangan

"Verba volant, scipta manent."

Ada beberapa hal yang tak ku sangka akan terjadi juga. Well, bukan yang benar-benar "tak disangka" tapi masih tetap terasa surreal dan unbelievable. Begitulah, pokoknya. You know what I mean, lah. Salah satu dari hal-hal dengan deskripsi tersebut adalah engagement, bertunangan dengan kekasih hatiku pada hari Minggu, 20 Februari 2022 silam —tepat 2 bulan yang lalu, yang bertempat di rumahnya di Magelang.

Tuesday, 19 April 2022

Pertama kali: membaca buku berbahasa Inggris

 "There is a first time for everything."

Ada banyak hal yang baru bagi kita, termasuk membaca buku berbahasa asing, atau dalam kasus saya bahasa Inggris. Saya masih ingat buku berbahasa Inggris pertama yang saya beli dan baca, berjudul Hitman Anders and the Meaning of It All, karangan Jonas Jonasson, yang sampulnya seperti gambar di atas. Dari situ kemudian "petualangan" membaca buku-buku impor berbahasa Inggris dimulai.

Monday, 18 April 2022

Pertama kali: Super Mario Bros.

"There is a first time for everything."

Ada banyak hal yang baru bagi kita, termasuk mengenal dan memainkan video game. Suatu ketika pas masih SD, entah kelas 4 atau 5, saya melihat di televisi tetangga ada sebuah permainan yang terpasang  di sana. Hmmm, menarik. Di game tersebut, tokoh utama yang berwarna merah menyunduli batu bata, mengambil koin, dan membunuhi musuh-musuhnya dengan cara diinjak. Game itu adalah Super Mario Bros.

Sunday, 17 April 2022

Pertama kali: tes swab PCR


"There is a first time for everything."

Ada banyak hal yang baru bagi kita, termasuk tes swab PCR. Kira-kira setahun yang lalu, saya melakukan tes swab PCR untuk pertama kalinya sebagai syarat masuk kantor di Kawasan Nuklir Serpong. Waktu itu biayanya masih mahal banget, yaitu 900 ribu per tes, dan hasilnya baru didapat H+1 alias esok harinya.

Saturday, 16 April 2022

Pertama kali: les komputer

Sebuah komputer retro. Tentu saja ini paling canggih di jamannya.

 "There is a first time for everything."

Ada banyak hal yang baru bagi kita, termasuk belajar menggunakan komputer. Mungkin ini adalah salah satu hal yang anak-anak zaman sekarang tidak tahu, bahwa dulu (gak dulu banget sih, tahun 2000an awal) untuk (sekadar) bisa memakai atau mengoperasikan komputer itu harus kursus dulu. Teknologi memang berkembang dengan begitu pesatnya. Anak-anak yang lahir tahun 2000an ke atas sudah sangat terpapar teknologi sejak dini. Semakin ke sini, komputer sudah bukan lagi merupakan barang mewah. Tidak sampai satu generasi berlalu, komputer telah bertransformasi dari luxury goods menjadi necessity goods.

Friday, 15 April 2022

Pertama kali: naik KRL

Peron di lantai 2 Stasiun Manggarai

"There is a first time for everything."

Ada banyak hal yang baru bagi kita, termasuk naik kereta rel listrik (KRL). Kira-kira 6 tahun yang lalu, ketika mengerjakan tugas akhir di Lab. R&D Pertamina Pulogadung, saya pertama kali naik KRL. Usiaku waktu itu sudah 22 tahun, tapi baru pertama naik KRL. Ya bagaimana lagi, lagi-lagi di Kabupaten Nganjuk tempatku dilahirkan dan dibesarkan tidak ada yang namanya KRL.

Thursday, 14 April 2022

Pertama kali: nonton di bioskop

 "There is a first time for everything."

Ada banyak hal yang baru bagi kita, termasuk menonton film di bioskop. Saya masih ingat film yang pertama kali saya tonton di bioskop waktu masih kuliah di Jogja dengan beberapa teman. Iya, saya pertama kali nonton di bioskop itu waktu kuliah, maklum lah tidak ada satu pun bioskop di Kabupaten Nganjuk, tempatku dilahirkan dan dibesarkan. Film itu berjudul Comic 8, yang pertama kali tayang tahun 2014 silam.

Tuesday, 12 April 2022

"Mau turun mana pak?"


Kata orang: "Kita adalah bangsa yang penuh basa-basi," yang tidak selalu bermakna jelek, tentu saja. Entah rasanya kayak "gatel" saja gitu kalau gak basa-basi. Baik di lingkungan tetangga, di transportasi umum, bahkan pas ngantre di suatu acara atau event yang lama dan panjaaaang banget.

Monday, 11 April 2022

Berpikir sebagai kolonialis dalam "Teh dan Pengkhianat"

Beberapa hari sebelum mulai puasa, saya pergi ke Gramedia. Waktu itu cuaca sedang tidak bersahabat, hujan ringan turun ketika saya dalam perjalanan ke sana. Tidak deras banget sih, jadi saya pikir tidak perlu harus memakai jas hujan. Eh ternyata lumayan bikin basah juga. Ya sudahlah ya, saya pikir kalau sudah masuk toko nanti akan kering.

Seperti selayaknya orang masuk Gramedia, saya melakukan ritual berputar-putar dulu, sok-sokan ngecek sana sini, bolak-balik membaca beberapa halaman buku yang pembungkus plastiknya terbuka.

Lalu langkah kaki ini terhenti. Hmm, ada satu buku yang menarik. Dari sampulnya terlihat kalau buku itu bergenre fiksi sejarah. Teh dan Pengkhianat judulnya, karangan Iksana Banu. Buku itu tipis, hanya 176 halaman, dengan harga yang hanya 60 ribu rupiah. Karena tidak ada contoh yang telah terbuka sampul plastiknya, tapi sepertinya bagus... ya sudahlah, saya bayar dan pulang. Dan rupanya hujan juga telah reda.

How it felt

You wake up tired. Every night, sleep was never good. Sleep is a small escape. Escape from reality, from the harsh truth that the one who used to be your reason of happiness suddenly turned into the very person who makes you like this. You don't even know what this feeling is. You feel sad, angry, betrayed, all mixed so hard and painfully. Every morning, you wish you don't have to face this ugly reality, you just want to come back to sleep, come back to the dream, the ideal world in which everything still behaves just like what you want them to be, like what they used to be.

Sunday, 10 April 2022

This weekend (9-10 April 2022)

this photo is NOT related to the post

Okay, so I would like to keep my writing sharp and fresh. In this passage, I'd try writing what happened in the past two days, in the old-school-style of recount text.

This is Ramadan, which is a month for muslims to conduct fasting. Well, in a full month we are obliged to fast from sun up (fajr) to sun down (magrib). From the first day of ramadan this year, I did not regularly get up for suhoor (which is some kind of breakfast before sun up). I have only done it twice, which is today (10/04)—the 8th day  and the 4th or 5th day (I don't really remember). Okay, this is what happened this weekend.