Pages

Thursday, 14 April 2022

Pertama kali: nonton di bioskop

 "There is a first time for everything."

Ada banyak hal yang baru bagi kita, termasuk menonton film di bioskop. Saya masih ingat film yang pertama kali saya tonton di bioskop waktu masih kuliah di Jogja dengan beberapa teman. Iya, saya pertama kali nonton di bioskop itu waktu kuliah, maklum lah tidak ada satu pun bioskop di Kabupaten Nganjuk, tempatku dilahirkan dan dibesarkan. Film itu berjudul Comic 8, yang pertama kali tayang tahun 2014 silam.

Jadwal filmnya malam hari, tapi bukan yang midnight. Tapi, karena waktu itu masih belum ada (atau belum kenal) m-tix dan semacamnya jadi kami berangkat sore hari hanya untuk membeli tiket, karena takut kehabisan. Biasalah, hari pertama penayangan biasanya rame.

Sampailah kami di bioskopnya. Kalau tak salah ingat XXI Ambarrukmo Plaza. Karena baru pertama kali, saya sendiri tidak tahu caranya beli tiket. Hehe. Namanya juga baru pertama, kan. Dan... ealah, ternyata cukup mudah sih. Kita mengantre di loket, lalu menyebutkan mau menonton film apa dan jam berapa, lalu memilih duduk di kursi mana. Ada banyak baris dari A sampai J. Baris A paling jauh dan baris J yang paling dekat dengan layar. Karena saya juga gak tahu banget baris mana yang paling nyaman untuk menonton, maka saya pasrahkan ke teman saja. Tapi si kampret yang katanya sudah sering ke bioskop itu malah memasrahkan ke saya. "Terserah aja mas." katanya. Ya sudah, saya pilih baris E. karena tak terlalu jauh dan tak terlalu dekat juga ke layar. Pas tengah-tengah. Setelah membeli tiket, kami pulang lagi. Karena memang tidak punya duit juga. Hehe. Namanya juga mahasiswa.

***

Hari telah berganti malam. Setengah jam sebelum filmnya tayang, kami berangkat. Oke belum terlambat, dan gak terlalu lama juga nunggu teater-nya dibuka. Begitu pengumuman "Pintu teater telah dibuka" berkumandang, kami masuk, mencari baris E, dan duduk di masing-masing nomer yang tertulis di tiket.

"Oalah mas, tadi harusnya baris D lebih enak. Kalau di baris E gini agak ndongak nontonnya."

"Kampret kan. Tadi disuruh pilih kursi gak mau, sekarang malah muring-muring."

Lampu masih menyala. Ada mbak-mbak berkeliling menawarkan paket pop corn & soda. Saya sering lihat kalau orang nonton film itu sambil makan pop corn, jadi tidak ada salahnya mencoba. Satu paket popcorn & soda small harganya 20 ribu. Satu hal lagi yang saya pelajari hari itu: makanan di bioskop itu mahal.

***

Lampu padam, proyektor mulai menyinari layar. "dum dum" suara sound system berdentum keras. Tapi. film belum tayang. Satu lagi hal yang saya baru tahu: di bioskop itu meski sudah jam tayangnya, film yang mau kita tonton tidak langsung tayang. Ada sekitar 10-15 menit penayangan iklan dan/atau trailer film yang akan/sedang tayang di bioskop itu.

Akhirnya filmnya mulai. Kami menonton dengan seksama, sambil makan pop corn yang mahal itu, dan sesekali menyeruput minuman yang telah dibeli tadi. Film Comic 8 yang kami tonton bergenre komedi, dan beberapa kali ada selingan adegan saru (ya gak sampai yang vulgar banget sih, but still). Dengan layar yang sangat lebar dan sound system yang menggelegar, ternyata inilah alasan orang-orang rela merogoh kocek hanya untuk menonton satu film. Pengalaman yang tidak (atau sulit) didapat di rumah masing-masing.

120 menit berlalu, film pun selesai. Selesai nonton, kami langsung pulang, karena memang sudah larut malam dan (hehe lagi-lagi) karena bokek. Sungguh sebuah pengalaman pertama yang menyenangkan.

***

Itu tadi adalah pengalaman pertama menonton yang sesungguhnya biasa saja. Karena ya memang biasa saja. Ya bagian pas filmnya memang menyenangkan, apalagi menontonnya dengan teman-teman. Bagian sebelum itu juga sebenarnya tidak se-menyeramkan yang saya bayangkan awalnya.

Awalnya nonton bareng teman, lama-lama saya berani juga buat nonton sendiri (padahal juga tidak ada yang perlu ditakutkan, wong kita bayar, dan sebenarnya juga gak sendiri banget, kan ada penonton lain).  Bagi kalian yang belum pernah nonton, atau sudah sering nonton tapi belum pernah nonton sendiri, yuk dicoba saja. Tidak se-menyeramkan itu kok. Apalagi zaman sekarang sudah serba canggih, dengan m-tix dan semacamnya kita tak harus hadir dulu ke bioskop tuk memesan tiket.


Tangerang, 14 April 2022



No comments:

Post a Comment