Monday, 11 July 2022

Di balik layar proyek undangan

www.anasnuha.my.id, diakses 29 Juni 2022 pukul 8:46 WIB

 
Tinggal menghitung hari, pernikahanku dengan Sang Pujaan Hati akan dilangsungkan. Segala hal telah dipersiapkan, mulai dari aspek yang sangat besar seperti katering tuk konsumsi resepsi, sewa tenda dan dekorasi, hingga "printilan" seperti undangan dan souvenir. Kali ini saya akan bahas sedikit mengenai undangan, khususnya undangan versi web bikinanku sendiri.

Latar belakangnya sederhana: kami (khususnya saya sendiri) ingin segala hal tentang pernikahan kami unik dan memorable. Meskipun beberapa hal masih "disetir" oleh orang tua selaku sponsor utama, tapi ada hal-hal lain yang masih bisa dikreasikan sendiri, antara lain foto pre-wedding, jenis maskawin, dan undangan (khususnya versi digital, karena yang versi cetak masih "disetir" juga hehe).

Beberapa bulan silam, saya mencari-cari vendor undangan digital (versi web) dari browsing di instagram dan minta rekomendasi teman. Lalu saya mendapatkan sebuah vendor dengan harga yang sangat terjangkau. Berikut ini hasil jadinya : www.temanhidup.com/nuha-anas. Tidak ada yang salah dengan website tersebut. Webnya bagus, kok. Sangat bagus, malahan. Kalau saya disuruh bikin sendiri juga gak akan bisa. Vendornya menjanjikan website akan aktif selama 6 bulan sejak order selesai. Ya kira-kira sampai menjelang akhir tahun 2022 ini lah.

Undangan versi website serupa kan memang jadi hits sejak era pandemi ini, dan karenanya... terasa sangat template: pasti ada kalimat-kalimat sok bijak, tulisan protokol kesehatan (yang pastinya tidak akan dipenuhi 100% oleh para tamu undangan), musik latar (backround music) yang corny banget, daftar nomer rekening mempelai, cerita dari pertama kali bertemu sampai akhirnya menikah, dan sebagainya. You name it lah. Sudah 2 tahun sejak pandemi pasti sudah sering mendapat undangan serupa. Intinya: tidak ada sentuhan personal; tidak ada keunikan yang membuatnya memorable dan menimbulkan perasaan "aku banget nih."

Karena "keresahan" itulah, saya ngide tuk membuat sebuah undangan pernikahan "alternatif". Hmm, undangan semacam yang dari temanhidup.com itu pun sejatinya adalah undangan alternatif juga, alternatif dari undangan cetak. Jadi ide saya adalah membuat undangan alternatifnya alternatif (alternatif kuadrat). Sudah lama terpikir bagaimana ya kalau formatnya makalah jurnal... dan, boom! jadilah www.anasnuha.my.id dengan memanfaatkan fasilitas Google Sites.

Website www.anasnuha.my.id adalah sebuah website dengan format jurnal dan dengan penulis saya sendiri dan pujaan hati sebagai penulis pertama dan kedua. "Proyek" tersebut awalnya merupakan ide saya tuk undangan utama, tapi ditolak mentah-mentah oleh Sang Pujaan Hati. Hehehe. Jadinya proyek itu hanya untuk "seru-seruan". Cuma buat undangan sekunder (atau bahkan tersier), buat teman-teman yang "mengerti" saja. Kan dalam teori komedi, orang tertawa karena mengerti. Begitu pula dengan proyek kecil-kecilan ini. Akan kelihatan serunya bagi orang yang mengerti (di mana serunya).


Coba ya kita bahas satu-satu...

Berikut adalah tampilan homepage webnya dalam mode layar penuh (full-screen):


Foto headernya segede gaban. Hehehehe. Tampilan tersebut adalah tampilan di PC ya, kalau di smartphone atau tablet mungkin berbeda. Karena bingung mau kasih deskripsi apa tuk judulnya, jadi saya tulis saja "Celebration of a once-in-a-lifetime event." 

Gambar simbol di bagian atas (header) tersebut adalah siluet dari kami berdua. Kepikiran siluet karena gampang saja bikinnya di coreldraw. Asalkan ada foto yang kualitasnya lumayan (tidak pecah), bisa banget tinggal trace garis-garisnya (outline) di coreldraw pakai pen tool atau bezier tool. Banyak kok tutorialnya di YouTube.


Judul undangan

Judul artikel tentu saja berbeda dengan judul websitenya kan. Setelah memutar otak beberapa menit akhirnya terpikir lah judul itu: "A (not very) Novel Method of Wedding Invitation" alias Undangan pernikahan dengan metode yang gak baru-baru amat. Kenapa gak baru-baru amat, karena sebenarnya sudah banyak yang bikin undangan dengan versi seperti ini. Saya hanya memodifikasi saja (konten dan beberapa detailnya). Undangan ini penulis pertamanya adalah saya sendiri, dan penulis kedua Sang Pujaan Hati. Afiliasinya tentu tidak saya tulis institusi dong, kan ini acara pribadi. Jadi saya tuliskan saja anak ke-berapa dari bapak dan ibu siapa. Kalau kamu cukup jeli, di undangan versi yang ini saya pakai nama sendiri di depan, dan diikuti nama Sang Pujaan Hati. Hal ini selain karena saya adalah pemrakarsanya, juga karena lebih enak dan 'catchy' menuliskan alamat website anasnuha, dibandingkan nuhaanas (huruf vokal dobel gitu agak kurang gimana aja gitu lho).

Skema warna: hijau dan hitam

Tentang favicon, yaitu icon kecil di samping judul website atau judul tab. saya kepikiran tuk menggabungkan dua inisial A dan N sehingga jadilah gambar seperti itu.




Selanjutnya, mengenai skema warna (atau warna tema) website anasnuha.my.id. Saya memilih hijau dan hitam menjadi warna utama dari website tersebut, pada mulanya hanya "kebetulan" saja. Kalau tidak salah itu justru adalah default dari tema tersebut di Google Sites. Tapi, lambat laun saya menyadari bahwa warna tersebut selaras dengan warna pakaian yang kami kenakan selama pemotretan pranikah (pre-wedding) di buku akik. Selain itu, rupanya selaras juga dengan warna tema Slytherin. Hahaha, sebuah kebetulan yang menarik. (Btw, kami mengoleksi buku Harry Potter House Edition terbitan Bloomsburry yang versi Slytherin loh).

Tentang isi dari undangannya itu sendiri. Seperti sudah disebutkan, karena format jurnal ini sudah banyak dipakai, jadi saya agak comot-comot saja dengan penambahan-penambahan tentunya. Penambahan yang dimaksud terdiri dari kisah kami sendiri, bagaimana awal mulanya bertemu dst sampai akhirnya (akan) menikah. Ya, kurang lebih sama seperti format template dari para vendor sih, hanya saja ini saya usahakan pakai format sendiri... dan kata-kata sendiri. Beberapa hal juga saya karang, seperti persamaan-persamaan, dan grafik di Figure 4. Lagi-lagi, akan terlihat serunya kalau mengerti. Tidak serta merta harus mengerti persamaan dan grafik itu tentang apa, tapi mengerti bahwa itu loh paper jurnal tuh seperti itu, dan kalau digunakan sebagai media undangan pernikahan ternyata seru juga!

Lalu, tuk membuatnya lebih terlihat profesional, saya bikin juga sebuah akun linktree khusus pernikahan kami di linktr.ee/anasnuha. Coba dibuka, apa saja isinya.


Biayanya berapa?

Undangan yang dari vendor kemarin bayar sekitar 100ribuan. Sedangkan undangan yang proyekku sendiri, cuma 25ribuan tuk beli domain .my.id, dan akan aktif sampai Mei 2023. Tadinya saya berpiki beli domain yang agak lebih berkelas gitu semacam dot com atau dot net, tapi saya pikir-pikir, lah habis ini kan sekali baca juga orang sudah lupa, jadi tetap pakai domain yang mkurah saja. Untuk hosting, tidak ada biaya hosting karena hostingnya dari Google. Selain itu, biaya linktree gratis tis.


Benefitnya apa?

Kepuasan batin adalah benefit utama dari proyek kecil-kecilan ini. Apa lagi coba? Tujuan utama (yaitu mengundang teman dekat tuk menghadiri pernikahan) tercapai, dan keinginan tuk menyampaikannya secara lebih personal juga tercapai.

Tangerang, 1 Juli 2022
Bismillah



No comments:

Post a Comment