Hari yang dinanti-nantikan akhirnya tiba juga. Hari ini, 17 Juli 2022 saya melangsungkan pernikahan dengan Sang Pujaan Hati di kediamannya di Magelang. Akhirnya, satu milestone besar dalam kehidupan ini terlampaui juga. Satu langkah kecil yang akan menjadi langkah pertama dalam perjalanan 1000 mil atau lebih jauh lagi.
Segalanya telah dipersiapkan dengan matang.
Pagi buta saya bangun. Saya tak bisa tidur semalaman. Rasanya seperti anak kecil yang akan berangkat study tour ke Bali atau Jogja. Euforia dalam kadar yang berlebih membuatku tak merasakan kantuk. Hal itu, ditambah dengan rasa cemas yang tak bisa terbendung. "What will happen tomorrow? Will there ever be any obstacle?" Pertanyaan-pertanyaan semacam itu muncul dan menghantui sepanjang malam.
Tapi akhirnya semuanya berlalu juga. Present future akhirnya menjadi present perfect tense. Kata akan menjelma menjadi sudah. Kalimat "Dia akan menjadi istriku." menjadi "Dia kini telah menjadi istriku."
***
Prosesi akad nikah dimulai tepat pukul 8:00 pagi. Seorang petugas dari kantor KUA Mertoyudan telah hadir di lokasi. Hampir semua dari kita pernah merasakan, ketika dirimu menjadi pusat perhatian waktu terasa berjalan begitu lambat. Pembukaan acara prosesi dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan pihak mempelai laki-laki, lalu pihak mempelai wanita, verifikasi data pendaftaran nikah dari petugas KUA, sampai khotbah nikah.
Waktu bergulir dengan begitu lambatnya.
"Kapankah ini akad nikahnya dilangsungkan?"
Saya melirik jam tangan dari pergelangan kiri. Ia tak banyak bergerak. 8:00 merambat ke 8:02, semakin lama pergerakannya semakin lambat.
"Kapankah akad nikah akan dilangsungkan?"
Perasaan ini mirip seperti saat saya menunggu sidang tugas akhir. Memang menakutkan, membuat cemas dan bikin tidur tak jenak semalaman. Tapi dinanti-nantikan juga. Agar cepat selesai.
Pada akhirnya, sekitar pukul 08:20, dengan maskawin 10 gram emas, 100 gram perak, dan 1 set buku The Lord of the Rings (nama item lengkapnya sebetulnya adalah The Hobbit and The Lord of the Rings Illustrated Edition Box Set tapi nama itu terlalu panjang), Sang Pujaan Hati telah sah menjadi istriku (secara agama maupun menurut hukum negara). Kami menandatangani ini-itu, berfoto dengan pose menunjukkan ini-itu, dan sebagainya.
***
Ada kejadian lucu sebelum akad nikah itu sendiri diikrarkan. Para hadirin (termasuk juga saya sendiri) tergelak sedikit ketika petugas KUA menyebut salah satu maharnya adalah satu set buku Lord of the Rings. Hehehehe ternyata memang agak "tidak umum."
Mahar orang "kebanyakan" kalau tidak logam mulia, perhiasan, uang tunai, dan/atau seperangkat alat sholat. Namun se-perangkat buku Lord of The Rings? Yang benar saja.
Pemilihan item mahar ke-tiga (yaitu satu set buku tersebut) adalah keputusanku bersama dengan Sang Pujaan Hati. Waktu masih merencanakan mahar, saya tawari ia emas, perak, dan perunggu. Namun ia menolak. Perunggu buat apaan. Lalu saya tawarkan item ke-tiga yang unik dan akan selalu diingat: Encyclopedia Britannica. Ia pun menolak. "Tidak akan terbaca, juga." Katanya.
Lalu dia menunjukkan salah satu wishlistnya di suatu web e-commerce, yaitu The Hobbit and The Lord of the Rings Illustrated Edition Box Set itu. Harganya sih lumayan terjangkau (untuk tidak mengatakan murah), tidak se-mahal satu edisi komplit Encyclopedia Britannica, dan yang pasti akan ia baca (karena sudah masuk wishlist).
Jadilah mahar pernikahan kami 3 item itu. Pemilihan mahar adalah satu dari beberapa hal yang ingin kami buat se-personal mungkin. Selain undangan versi kami sendiri dan souvenir pernikahan kami.
Mengenai souvenir.
Sang Pujaan Hati menginginkan souvenir sesuatu yang applicable, hal yang akan bisa dipakai terus oleh tamu undangan yang menerimanya. Karenanya, ia memilih peralatan makan (cutlery) sebagai souvenir. Agar menjadi lebih terasa gue banget, kami lalu mencari cutlery yang bisa dikustomisasi dengan desain kami sendiri. Untuk masalah itu, saya percayakan kepadanya karena saya tidak bisa menggambar. Lalu dipilihlah 3 foto dari album foto lamaran dan pre-wedding kami tuk kemudian dibuat menjadi 3 desain pouch alat makan custom sebagai souvernirnya. 3 desain dengan 3 foto dan 3 bahasa berbeda: Indonesia, Inggris, dan Jepang.
Bahasa Indonesia bertuliskan "Terima kasih telah menjadi bagian dari cerita kami."
Bahasa Inggrisnya bertuliskan "Thank you for being a part of our story."
dan Bahasa Jepang bertuliskan 私たちの物語の中にいてくれてありがと (watashitachi no monogatari no naka ni ite kurete arigato).
Kamu tadi dapat versi yang mana?
Acara lalu dilanjutkan dengan resepsi di siang hari dengan kegiatan yang bisa dibilang sangat monoton: menyalami tamu, berfoto bersama, dan mempersilakan mereka tuk menyantap hidangan.
Resepsi pun selesai, hari ditutup dengan rasa lelah akibat tak bisa tidur dengan jenak selama beberapa malam terakhir.
Magelang, 17 Juli 2022
Di rumah mertua
No comments:
Post a Comment