"There is a first time for everything."
Ada banyak hal yang baru bagi kita, termasuk bermain rubik. Beberapa hari yang lalu, ketika membelikan beberapa peralatan bayi tuk keponakan, saya lihat ada satu buah rubik yang dijual di toko bayi tersebut. Saya pikir, kapan lagi akan ketemu, dan memang sejak lama ingin bisa memainkannya. Jadi saya beli dulu kubusnya, masalah belajarnya kumaha engke.
Jujur, saya sebelumnya juga tak pernah tahu notasi-notasi dalam rubik, apalagi rumus-rumus (algoritma) di dalamnya.
Saya tonton satu video di YouTube mengenai penyelesaian rubik "untuk pemula" dan masih bingung juga. Lalu ada sati website yang sangait interaktif mengenai hal itu. Dengan ilustrasi yang bergerak dan menyesuaikan sisi-sisi kubusnya, saya lebih bisa belajar dari sana.
Menit demi menit, jam demi jam, saya ikuti tutorialnya. Pertama buat cross putih di pusat kuning, lalu pindahkan ke sisi putih, dan seterusnya dan seterusnya.
Pusing.
Saya berhasil membuat layer pertama. Begitu menuju layer kedua, sedikit (atau banyak) lebih tricky. Dan seterusnya hingga layer ketiga yang paling susah. "Temukan pola berikut." Kata tutorialnya. Tapi ternyata tak semudah itu. Polanya berubah-ubah terus. Berganti-ganti. Layer ketiga bukannya menjadi penutip, tapi malah semakin mengacak.
Saya acak lagi dan mulai dari langkah pertama: buat cross putih.
Rumah (orang tua), 26 Juli 2022
Ditulis sebelum berangkat kembali ke Magelang
No comments:
Post a Comment