sumber |
Beberapa tahun yang lalu, di berbagai media sosial heboh dengan broadcast tentang penulisan insya Allah yang benar, yang (menurut broadcast tersebut) seharusnya adalah "In Shaa Allah". Saya pun menuliskan mengenai hal itu, meskipun agak telat juga nulisnya. Hehehe
Baru-baru ini, kegoblokan kehebohan itu terulang kembali. Konon, hal itu berawal dari facebook. Ketika ada seseorang yang menuliskan "semoga khusnul khotimah." dan langsung diserang dengan komentar, "seharusnya husnul bukan khusnul. karena kalau khusnul khatimah artinya akhir (hayat) yang tercela." Kalimat yang dimaksud dalam huruf arab adalah حسن الخاتمة
Hmmmm... Lagi-lagi, apakah penulisan (dalam huruf latin) jauh lebih penting daripada maksud yang ingin disampaikan? Apakah seseorang menjadi benar-benar tercela akhir hayatnya hanya karena ada kesalahan transliterasi minor seperti itu?
Lagipula, transliterasi Indonesia untuk huruf hijaiyah ح adalah ḥ. Perhatikan, ada titik kecil di bawahnya, sedangkan h adalah transliterasi untuk huruf hijaiyah ه. Nah, kalau kita kembalikan lagi dengan logika "harusnya husnul bukan khusnul" maka maknanya akan menjadi:
No comments:
Post a Comment