Pages

Sunday, 9 October 2022

Kita telah diperingatkan lewat Weathering with You


Tiga tahun lalu, sebuah film anime yang disutradarai Makoto Shinkai berjudul 天気の子 (Tenki no Ko, arti harfiah: anak-anak cuaca) tayang di bioskop Indonesia. Film yang juga berjudul Weathering with You dalam bahasa Inggris itu berkisah tentang Hodaka yang kabur dari rumah karena masalah keluarga dan pergi ke Tokyo. Di sana Ia bertemu Hina, seorang gadis yang bisa mengendalikan cuaca.


Seperti film Shinkai sebelumnya (Your Name) yang sedikit mengangkat folklore atau cerita rakyat Jepang tentang Katawaredoki dan "musubi", Weathering with You ini mengisahkan legenda si laki-laki hujan (雨男 ame-otoko) dan gadis cuaca cerah (晴れ女 hare-onna).

Sinopsis singkat

Hodaka dan Hina sama-sama bokek di Tokyo. Lalu, mereka menemukan kemampuan ajaib Hina dalam mengatur cuaca (lebih tepatnya mengubah cuaca dari hujan menjadi cerah). Singkat cerita, mereka pun membuka jasa pawang hujan. Gadis cuaca cerah dan lelaki hujan bekerja sama mencari kesempatan dalam kesempitan, di tengah cuaca Tokyo yang sepertinya tidak pernah cerah di sepanjang tahun itu. Mereka mulai berpromosi dari mulut ke mulut, membuat berbagai video promosi, dan sebagainya. Karena berbagai promosi dan testimoni dari para pelanggan mengenai kesaktian Hina itulah, pangsa pasar mereka pun menjadi semakin massif. Klien mereka dari yang kecil-kecilan dan orang perseorangan pun semakin membesar, bahkan corporate pun menjadi pengguna jasa mereka.

Namun, kemampuan Hina tersebut ternyata tidaklah tanpa konsekuensi. Tidak ada makan siang gratis. "Kesaktian" Sang Gadis Cuaca Cerah itu ternyata ada batasnya. Berkali-kali ia diperlihatkan bahwa apabila ia tidak menghentikan ritual "pengaturan cuacanya", maka kemampuannya akan benar-benar dicabut bersamaan dengan nyawanya. Semakin sering ia gunakan kemampuan itu, tubuhnya akan semakin mewujud menjadi air.

Dan yang terjadi terjadilah...

Hina pun pada akhirnya benar-benar "menghilang" dari dunia fisik karena terlalu banyak menggunakan kemampuannya. Hodaka yang sudah kadung "baper" di sisi lain mencari berbagai cara tuk mengembalikan Hina. Seperti anime Your Name yang menggunakan formula suatu portal ajaib yang menghubungkan 2 dimensi yang berbeda, begitu pula dengan Weathering with You ini. Hodaka menggunakan suatu "portal" tuk mencari Hina dan mengajaknya pulang. Sejak saat itu Hina kembali ke dunia, dan hujan di kota Tokyo tidak pernah berhenti lagi.

Beberapa tahun berikutnya, mereka kembali dipertemukan dengan keadaan kota Tokyo yang sebagian besar daerahnya sudah terendam, dan hujan yang sepertinya belum berhenti juga.

A good story, despite of  similar plot and "formulae" to Your Name.

Khas anime bertema romansa ABG, khas Makoto Shinkai yang "mengawinkan" antara  folklore dan modernitas, serta visual yang ciamik dan beberapa easter eggs Your Name yang lumayan memanjakan para penggemarnya. Tapi kalau kita telisik lebih lanjut, Weathering with You lebih daripada itu...

Perubahan iklim itu nyata!

Masih ingat kapan terakhir kali hujan? Well, barusan. Tapi kapan terakhir kali cuaca cerah tanpa hujan? Sepertinya sepanjang tahun 2022 ini musim di Indonesia menjadi: musim hujan (rainy season) dan musim lebih hujan (rainier season). Mengenai hal ini, BMKG telah memperingatkan kita akan fenomena kemarau basah, yaitu suatu anomali yang kita rasakan saat ini. Ketika musim kemarau "seharusnya" sudah mulai berlangsung, tapi masih juga turun hujan, yang justru lebih lebat dan lebih ganas lagi badainya.

Tiga tahun yang lalu, saya melihat Weathering with You sebagai film Makoto Shinkai pada umumnya. Sekarang, hal itu baru terasa nyata. Tak seperti Your Name dengan apokalips akibat Komet Tiamatnya, Weathering with You benar-benar Weathering with Us. Komet Tiamat yang meluluhlantakkan Itomori (dalam Your Name) mungkin fiksi, tapi hujan sepanjang tahun ini sangat nyata. Perubahan iklim ini sangat nyata. Fenomena itu tidak hanya terjadi di semesta fiksi Hina dan Hodaka, ia adalah konsekuensi dari perbuatan kita sendiri yang merusak alam, utamanya beberapa abad terakhir. Beberapa pihak mengatakan, sudah terlambat untuk berbuat dan mengubah apa-apa. Perubahan iklim dan dampaknya tak hanya terjadi di Amerika, Jerman, Inggris, atau India. Ini terjadi juga di rumah kita sendiri. Tapi pihak lain seperti Bill Gates masih optimistis, bahwa perubahan iklim meski tak bisa sepenuhnya dibendung tapi setidaknya dampaknya bisa dikurangi.

Lantas apa yang bisa kita lakukan?

Tidak perlu menunggu menjadi pejabat dengan power yang besar, kita bisa mulai mengurangi dampak perubahan iklim ini dari diri kita sendiri. Sebisa mungkin habiskan makanan yang kita pesan, kurangi penggunaan plastik sekali pakai, hemat air (terutama air bersih), dan sebagainya.

Jangan sampai Hare-onna dan Ame-otoko berulah.


Bogor, 9 Oktober 2022
Besok Senin




No comments:

Post a Comment