Sunday, 16 October 2022

Malam minggu (?)

 


Tepat pukul setengah dua pagi, dan aku tak bisa tidur.

Besok hari minggu, tapi hawa dingin senin sudah mulai terasa. Di antara hari-hari kerja, senin adalah yang paling ku benci. Ia adalah permulaan dari minggu panjang saat aku harus mengerjakan pekerjaan yang sama sekali tidak ku cintai.

"Do what you love." Katanya

Tapi, percayalah. Ini tak semudah yang dikatakan.

Selalu saja seperti ini,

Di setiap "tahapan" kehidupanku, kesialan demi kesialan selalu saja datang menghampiri. Karena begitulah sejatinya hidup ini. Ia adalah serangkaian kesedihan, serangkaian kesialan dan kekecewaan, dengan selingan kebahagiaan yang tak berlangsung lama. Ephemeral. Indah, nikmat, bahagia, namun singkat. Sesederhana itu saja sepertinya, tapi tetap saja sulit, bahkan tidak mungkin bisa.

Di antara beberapa tanda kedewasaan adalah merelakan.

Hidup ini telah menguliahiku dengan ribuan SKS tentang bab merelakan, namun sejujurnya aku tak pernah lulus. Aku, dan mungkin kita semua senantiasa belajar tuk merelakan. Sungguh berat. Satu demi satu rencana yang telah sejak lama disusun dengan seksama, dijahit dengan rapi, dan diukir dengan indah harus gagal, atau lebih tepatnya digagalkan atau tergagalkan oleh suatu kekuatan atau pengaruh dari luar. Lalu apa yang bisa dilakukan? Lagi-lagi, yang bisa dilakukan hanyalah:

Bersabar

Memang berat. Tidak ada yang bilang mudah. Sebab itulah aku selalu saja gagal dalam kuliah kehidupan nyata ini. Sabar tidak semudah yang diucapkan. Pesan ini terus saja disampaikan, tanpa pernah si penyampai pesan itu merasakannya sendiri bagaimana rasanya. "Sabar. Hanya itu yang bisa dilakukan." Lalu:

"Tidak ada gunanya mengeluh."

Memang betul. Tapi mau bagaimana lagi. Ketika semua upaya telah dilakukan, tetapi pengaruh atau lebih tepatnya kekuatan itu tidak bisa terbendung, dan kesabaran telah "habis". Cobalah sehari saja berada di posisi ini. Apakah Anda benar-benar bisa menjalankan pesan yang Anda sendiri katakan? "Bersabarlah. Bersyukurlah karena banyak orang mengincar posisimu." Oke, coba sehari saja kita bertukar posisi. Lalu:

Setiap orang punya masalahnya masing-masing

Sangat betul. 100% betul. Maka izinkanlah diri ini tuk mengekspresikan kekecewaan, kekesalan, kemarahan, kesedihan, dan segala macam emosi yang terpendam, karena hanya itulah yang bisa dilakukan. Dengan demikian, siapa tahu bahwa sedikit beban akan terangkat dari pundak. Akhir kata:

Kesal, namun tidak pernah berhenti berharap.

Selalu ada harapan entah setipis apapun. Namun, selagi belum ada titik terang yang pasti, hati ini tidak akan pernah rela dan ikhlas dengan segala macam pengaruh atau kekuatan jahat yang selalu saja berusaha menggagalkan berbagai rencana. Akhir kata, hampir setengah jam lamanya aku menuliskan nonsense dan segala macam racauan ini. Mohon dimaafkan... Itu pun kalau ada yang membaca tulisan ini.


Bogor, 16 Oktober 2022 tepat pukul 2 pagi
Akankah keajaiban datang di awal tahun 2023 kelak




No comments:

Post a Comment