Sunday, 1 January 2023

Mengapa kelahiran Yesus dijadikan patokan kalender?

 


Selamat tahun baru, 2023 Masehi.

Ngomong-omong tentang masehi, kata "Masehi" dalam tahun Masehi itu sendiri berasal dari kata al-Masih, yang tidak lain adalah Isa al-Masih. Hal ini karena tahun titik awal atau tahun pertama dari kalender yang secara umum kita gunakan saat ini (diyakini) bertepatan dengan tahun kelahiran al-Masih.

Dalam bahasa Inggris, tahun Masehi dikenal dengan istilah Anno Domini (AD), dari kata "anno Domini nostri Jesu Christi" yang dalam bahasa Latin artinya "pada tahun tuan kami Yesus Kristus". Tahun sebelum masehi disebut Before Christ (BC), untuk menandai berapa tahun sebelum kelahiran Kristus.

Kembali ke pertanyaan, mengapa kelahiran Yesus Kristus (atau Isa al-Masih) yang dijadikan patokan?

***

Salah satu penemuan brilian peradaban manusia adalah timekeeping, penandaan waktu. Dengan itu, manusia bisa memastikan dengan akurasi yang cukup tinggi kapan harus mulai bercocok tanam pada musim semi dan panas; dan kapan harus mulai menyimpan bahan makanan untuk mengantisipasi hari-hari tanaman mengalami masa dorman saat musim dingin. 

Berbagai peradaban kuno memiliki cara tersendiri dalam menandai waktu atau penanggalan, namun secara umum ada dua cara: penanggalan berdasarkan peredaran bulan yaitu kalender bulan atau qomariyah, dan penanggalan berdasarkan peredaran (atau lebih tepatnya gerak semu) matahari yang disebut juga penanggalan syamsiyah. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, yang tidak perlu dibahas di sini.

Salah satu peradaban tua yang berpengaruh, bahkan hingga hari ini adalah peradaban Romawi kuno. Banyak hal dari peradaban tersebut yang masih relevan dan kita gunakan hingga saat ini, di antaranya kalender dan alfabet yang sedang Anda baca ini.

Peradaban Romawi menggunakan sistem penanggalan matahari untuk menjalankan pemerintahannya. Menurut legenda mereka, peradaban Romawi dimulai oleh Remus dan Romulus (yaitu putra kembar Mars, sang dewa perang di mitologi mereka). Tahun itu kemudian dijadikan sebagai patokan tahun pertama mereka,  yaitu 1 AUC, ab urbe conditum, yang dalam bahasa Latin berarti "sejak kota (Roma) didirikan". Setelah itu, penandaan tahun ke-1 kalender didasarkan pada kekuasaan kaisar tertentu, misalnya seperti tahun Diokletan (anno Diocletani), dan seterusnya.

Pada tahun 313 Masehi, kaisar Romawi Konstantin mengeluarkan Dekrit Milan, yang menyatakan bahwa Kekaisaran Romawi secara resmi menerima agama kristen, dan satu dasawarsa setelahnya, kristen dideklarasikan sebagai agama resmi di Kekaisaran Romawi.

Kemudian, 2 abad setelanya, pada tahun 525 Masehi, seorang biarawan, teolog, sekaligus astronom Romawi Dionysius Exiguus ditugasi untuk menghitung kapan Sang Kristus dilahirkan. Dengan berbagai perhitungannya, ia pun "menemukan" kelahiran Yesus. Lantas, bagi sebuah kekaisaran kristen, tentu saja tidak ada kelahiran manusia lain yang lebih agung daripada kelahiran Sang Raja Diraja, King of Kings, ia yang telah diurapi. Maka, kelahiran Yesus itu dijadikan sebagai patokan awal atau tahun ke-1 kalender anno Domini atau masehi yang kita kenal saat ini. Meskipun belakangan diketahui bahwa kelahiran Yesus tidak tepat di tahun pertama masehi, tapi nama "masehi" itu sudah terlanjut melekat.

Patokan yang dipakai sebagai titik awal tahun Masehi adalah tahun ke-1 bukan ke-0, karena pada saat itu angka 0 belum ditemukan. Sistem penanggalan ini lalu dipakai seterusnya bahkan setelah kekaisaran Romawi runtuh, hingga kerajaan-kerajaan yang lebih kecil di Eropa terbentuk. Kerajaan-kerajaan itu lalu menjajah berbagai belahan dunia lain, sambil menyebarkan pengaruh keagamaan, sistem kepenulisan, sistem penanggalan "masehi" ini, sistem bilangan, sistem satuan, bahkan cara berpakaian.

***

Penentuan tahun ke-1 berdasarkan tokoh atau peristiwa yang diagungkan tentunya tidak hanya terjadi pada penentuan anno Domini itu saja. Kalender Thailand menandai tahun ke-1 berdasarkan wafatnya Sang Buddha, kalender Jimmu di Jepang  didasarkan pada legenda pembentukan kekaisaran Jepang oleh Kaisar Jimmu, tahun Hijriyah yang digunakan umat islam yang menetapkan tahun ke-1 pada peristiwa Hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah, kalender revolusi Perancis, kalender Uni Soviet, dan masih banyak lagi sistem penanggalan lain yang akhirnya punah juga (atau menjadi kalender sekunder) akibat kalender "masehi" yang sudah dipakai dan disepakati di mana-mana.

Kalender Masehi sendiri juga telah mengalami banyak perubahan, utamanya untuk alasan akurasi perubahan musim (karena berkaitan dengan tanggal mulai tanam dan secara tak langsung berkaitan juga dengan keberlangsungan kehidupan), dan akurasi perayaan hari besar (misalnya hari natal dan paskah). Perubahan itu antara lain perubahan dari sistem penanggalan Julian ke Gregorian, kalibrasi penambahan hari kabisat, dan sebagainya.

Karena muatan "agamis" dari istilah BC dan AD itu sendiri, saat ini kedua istilaah itu mulai tergantikan dengan CE (common era) dan BCE (before common era) terutama pada teks-teks akademik. Baik BC/AD maupun CE/BCE merujuk pada era atau tahun yang sama, hanya saja CE/BCE lebih terdengar netral.


Jakarta, 1 Januari 2023
Selamat tahun baru




No comments:

Post a Comment