Ternyata blog ini sudah berumur lebih dari sepuluh tahun.
***
Pada suatu hari sewaktu saya masih duduk di bangku SMA, saya sering menulis di Facebook. Waktu itu belum ada Instagram, dan saya belum mengenal Twitter. Saya menulis kadang-kadang panjang, kadang pendek. Dan sebagaiamana seorang remaja yang memakai internet dan mengakses media sosial, tulisan saya di Facebook itu tak lebih dari rancauan (rant), kegiatan sehari-hari, atau asal nulis saja. Namanya juga masih remaja.
Lalu saya berpikir, bagaiamana kalau tulisan ini dibuat lebih "permanen" daripada post Facebook. Saya merasa bahwa posting di Facebook (dan berbagai media sosial lain) bersifat ephemeral, muncul sekelebatan saja, lalu hilang dan terlupakan.
Maka pada tahun 2011-an, saya membuat blog pertama saya di WordPress. Sebagaimana seorang remaja lain, tentu saya isi blog itu dengan tulisa-tulisan gak penting dan curhat tentang ini-itu. Ya kalau dipikir dengan perspektif hari ini tentu saja cringe parah.
Sekian lama berselang, ketika di bangku kuliah saya membuat blog baru lagi dengan nama blogbetmen, karena betmen adalah salah satu nama panggilan saya waktu kuliah. Saya terinspirasi (atau lebih tepatnya meniru) Kambing Jantan dalam hal ceritanya yang personal, dengan gaya bahasa yang slengekan. Saya tentu berharap akan kesuksesannya menjadi buku. Tapi ternyata, saya bukanlah Raditya Dika dan tak akan bisa menulis sepertinya.
Blogbetmen pun akhirnya saya arsipkan saja, dan saya pun beralih ke blog yang sedikit lebih "serius" yaitu blog yang sedang Anda baca ini, pada tahun 2014. Kembali ke kalimat pertama, bahwa blog ini ternyata sudah berumur lebih dari sepuluh tahun. Sungguh tak terasa.
Sekian lama menulis blog, saya sadar bahwa blog ini (atau tulisan saya secara umum) tidak dapat termonetisasi. Jangankan membuat tulisan yang bisa jadi duit, tulisan yang membuat orang untuk bertahan membacanya pun saya rasa belum. "Jangankan bagus, jelek saja belum."
Namun demikian, hal itu tidak menjadi masalah. Saya akan terus menggunakan blog ini sebagai sarana personal branding, sarana penyaluran hobi, serta tempat untuk berlatih menulis. Selain itu, saya berharap bahwa pada suatu hari nanti entah diri saya sendiri atau orang lain yang membaca sebagian tulisan dari sini lantas menjadi "terinspirasi".
Ketika awal mula saya mendengar beasiswa Monbukagakusho (MEXT), saya ingat bahwa saya mencari informasi dari sana-sini, dan menemukan blog Reisha dengan judul khasnya "carving life with letters". Setiap tahun ketika saya akan mendaftar beasiswa tersebut, saya selalu membaca isi blognya, terutama beberapa artikel mengenai beasiswa tersebut. Mungkin penulisnya sendiri sudah lupa pernah menulis artikel tersebut, namun tulisannya tetap ada di sana, tetap dapat dibaca dan menginspirasi banyak orang.
Baiklah. Sebagai penutup, saya harap siapapun yang telah membaca hingga kalimat terakhir ini dapat segera mewujudkan apapun tujuan dalam hidupnya.
Tangerang Selatan, 9 Februari 2024
No comments:
Post a Comment