mu.dik
- v (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman): dari Palembang -- sampai ke Sekayu
- v pulang ke kampung halaman: seminggu menjelang Lebaran sudah banyak orang yang --
Waktu kecil dulu, setiap tahun menjelang hari raya saya selalu melihat berita di televisi tentang arus mudik, kepadatan lalu lintas saat mudik lebaran, tiket kereta yang "ludes" oleh para pemudik, dan berita-berita terkait. Selain itu, karena rumahku di kampung dekat dengan jalan raya antar provinsi dan jalan kereta api, saya melihat sendiri kepadatan lalu lintas dan peningkatan frekuensi kereta api yang melintas (dan rangkaian yang lebih panjang dari biasanya).
Bertahun-tahun setelahnya, ternyata saya sendirilah yang menjalani "adegan" mudik tersebut. Mulai tahun 2022, setelah satu tahun lebih menjadi PNS di kota Tangerang Selatan, saya mudik lebaran. Tahun sebelumnya, 2021 saya tidak bisa pulang kampung karena ada larangan terkait dengan sebaran penyakit COVID-19. Untuk pertama kalinya dalam Lebaran tahun 2022 saya mengalami perebutan tiket lebaran tersebut.
Lalu setiap tahun selanjutnya saya harus mempersiapkan tiket lebaran jauh-jauh hari.
Lebaran tahun ini
Dalam rangka menyambut arus mudik 2025 ini, saya telah mempersiapkan untuk "war" rebutan tiket lebaran untuk keberangkatan 27 Maret 2025 (yaitu H-4 hari raya). Seperti tahun-tahun sebelumnya, tengah malam tadi (9 ke 10 Februari 2025) saya sudah stand by sejak pukul 23:00 WIB untuk bisa checkout dan mengamankan 2 tiket perjalanan kereta api pada tanggal tersebut.
Saya sengaja tidak mematikan lampur kamar agar tidak ketiduran. Detik demi detik berlalu, menit pun berganti. Saya juga sambi dengan bermain catur dan game di tablet agar tidak bosan (dan bablas tidur).
9 Februari 2025, pukul 23:59:45... tinggal hitungan detik menuju detik ke-0 tanggal 10 Februari 2025. Saya pun membuka aplikasi KAI Access untuk memesan 2 tiket ke Yogyakarta, untuk saya dan istri.
00:00:00, tepat tengah malam. Semua sudah disesuaikan, tinggal klik saja... Loading lama. Tak lama setelahnya, mungkin sekitar pukul 00:00:10, beberapa pilihan kereta di range harga 300ribuan seperti Jayakarta dan Majapahit sudah Habis. Entah bagaimana ceritanya dalam 10 detik sudah langsung ludes.
Tapi saya tidak menyerah begitu saja. Masih ada beberapa pilihan kereta lain seperti Madiun Jaya dan Bogowonto ekonomi di kisaran harga 400ribuan. Saya pun coba Madiun Jaya. Loading, request timed out, invalid request, begitu terus menerus. Saya coba lagi, klik pilihan kereta, klik data penumpang (yang sudah saya masukkan sebelumnya), pilih bayar. Gagal lagi, gagal terus.
10 Februari 2025, pukul 01:00... Saya belum menyerah. Masih terus memantau aplikasi KAI Access. Tapi terus gagal, aplikasi terus-menerus menampilkan pesan galat (error). Begitu terus berlanjut hingga tak terasa saya tertidur...
Pagi harinya, sekitar pukul 05:00, saya cek lagi, dan ternyata perjalanan kereta untuk tanggal 27 Maret 2025 dari Jakarta Pasar Senen ke kota-kota di sebelah timur pulau Jawa sudah ludes semuanya.
Lalu saya mengecek lagi keberangkatan di hari sebelumnya, yaitu 24 dan 25 Maret 2025. Masih ada beberapa pilihan. Meski agak mahal, tapi tidak semahal itu. Lagipula ini kan setahun sekali saja. Maka kami memutuskan untuk membeli 2 tiket Kereta Api Bogowonto Eksekutif yang berangkat dari Jakarta pada malam hari. Jadi siangnya masih bisa kerja, dan tidak perlu memotong cuti tahunan lebih banyak lagi.
Tangerang Selatan, 10 Februari 2024
No comments:
Post a Comment